CURHAT Richard Eliezer Menceritakan Kesulitan yang Dirasakan Saat Persidangan!

PURWAKARTA ONLINE - Richard Eliezer atau Bharada E, terpidana kasus pembunuhan berencana, mengaku kaget ketika melihat banyak orang mendukungnya selama persidangan.

Fans Richard Eliezer yang menyebut diri mereka sebagai Eliezer's Angels kerap hadir di sidang dan banyak pihak lain juga mendukungnya dalam kasus ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Richard Eliezer dalam program eksklusif Rosi yang disiarkan di Youtube pada Kamis (9/3/2023) malam.

Baca Juga: Harta Rafael Alun hampir Rp 3 T, estimasi dari Zoey!

"Ya, saya lihat (pendukung di persidangan). Jujur, saya kaget sih. Saya tidak menyangka juga banyak orang yang mendukung saya," ujar Richard saat ditemui di Rumah Tahanan (Rutan) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri cabang Salemba, Jakarta.

Richard merasa bersyukur karena banyak pihak yang mendukungnya dan ia tidak disudutkan dalam kasus yang melibatkan eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

"Dan saya betul-betul merasa sangat bersyukur. Karena, pertama, saya tidak disudutkan. Dan ternyata di luar sana banyak orang yang memang men-support saya untuk berkata jujur," katanya.

Baca Juga: Romo Paschal berjuang melawan human trafficking di Batam, malah dipolisikan!

Meski Richard berbicara dengan berani dan lugas selama persidangan, Bharada E mengaku merasa grogi ketika orangtuanya hadir langsung.

Richard tidak tega melihat orangtuanya bersedih karena kesalahannya.

"Ya, betul. Pertama, saya memang tidak tega. Saya tidak tega melihat orangtua saya bersedih karena kesalahan saya tentunya," ujar Richard Eliezer.

Baca Juga: Mengenang Alasan Sri mulyani Mundur dari Posisi Menteri Keuangan 2010: Transparansi Keuangan VS Elite dan Kelo

"Karena memang dari kecil kan kita sebagai anak tujuan kita kan untuk membahagiakan orangtua kita. Jadi saya lebih ke tidak tega kalau melihat orangtua saya hadir di persidangan," katanya lagi.

Richard Eliezer divonis 1 tahun 6 bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas kasus pembunuhan berencana Brigadir J.