Profil Edward Tannur: Dari Karier Politik hingga Kasus Kontroversial Sang Anak yang Berujung Penonaktifan

PurwakartaOnline.com - Kasus penganiayaan yang berujung pada kematian Dini Sera Afrianti (DSA) oleh Gregorius Ronald Tannur (GRT), anak dari anggota Komisi IV DPR RI, Edward Tannur, telah menjadi sorotan utama di berbagai media.

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara resmi menonaktifkan Edward Tannur sebagai tindakan responsif atas tragedi ini.

Dalam artikel ini, kami akan membahas perjalanan karier politik dan harta kekayaan Edward Tannur serta bagaimana kasus ini memengaruhi dinamika politik dan hukum di Indonesia.

Karier Politik Edward Tannur

Edward Tannur memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Ramalan Zodiak 11 Oktober 2023: Apa yang Tunggu 12 Tanda Bintang?

Pada tahun 2003, ia pertama kali melaporkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara Elektronik (e-LHKPN) dengan total kekayaan mencapai Rp 2,1 miliar.

Seiring berjalannya waktu, ketika menjadi Wakil Bupati Timor Tengah Utara pada tahun 2015, kekayaannya meningkat menjadi Rp 5,4 miliar.

Pada tahun 2019, Edward Tannur mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dan melaporkan kekayaannya sebesar Rp 11,7 miliar.

Setelah berhasil mendapatkan kursi di Senayan, ia kembali melaporkan asetnya pada tahun 2020, mencapai Rp 10,1 miliar.

Pada tahun 2021, kekayaannya meningkat menjadi Rp 10,9 miliar.

Baca Juga: Kisah Menarik Keturunan Prabu Siliwangi: Kehebatan yang Mengubah Sejarah Nusantara!

Harta Kekayaan Terbaru

Berdasarkan LHKPN terakhir yang dilaporkan pada 31 Desember 2022, kekayaan Edward Tannur mencapai Rp 11,1 miliar.