Motif Persekusi Karawang: Mengurai Benang Kusut di Balik Penyerangan Rombongan Kiai NU

photo author
- Selasa, 13 Agustus 2024 | 16:56 WIB
Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf di Surabaya, Selasa (13/8/2024). (ANTARA/Willi Irawan)
Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf di Surabaya, Selasa (13/8/2024). (ANTARA/Willi Irawan)

Karawang, Purwakarta Online — Penyerangan brutal terhadap rombongan kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, telah menggemparkan masyarakat dan memicu berbagai reaksi.

Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan mendalam, terutama bagi warga NU, yang merasa diserang tidak hanya secara fisik tetapi juga secara spiritual.

Pada Sabtu, 10 Agustus 2024 malam, rombongan kiai dari Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Cikarang, Kabupaten Bekasi, yang tengah dalam perjalanan menghadiri undangan di Pondok Pesantren Al Bagdadi, Rengasdengklok, mendadak dihadang oleh sekelompok massa tak dikenal.

Serangan itu tidak hanya merusak dua unit mobil rombongan, tetapi juga menyebabkan seorang anggota Banser Karawang mengalami luka-luka akibat penganiayaan.

Baca Juga: Tujuh Perusahaan Maharani Kemala yang Jadikannya Crazy Rich

Motif di Balik Persekusi: Perbedaan Pendapat Tentang Nasab Ba'alawi

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan kecurigaan bahwa serangan ini dipicu oleh perbedaan pendapat mengenai nasab Ba'alawi, sebuah isu yang sensitif terkait keturunan Nabi Muhammad SAW.

Nasab Ba'alawi berkaitan dengan gelar habib, yang sering kali menjadi perdebatan di kalangan tertentu.

"Terkait kontroversi nasab Ba'alawi, kita tahu memang ada perbedaan. Ada yang bilang begini, ada yang bilang begitu," ujar Gus Yahya pada Senin, 12 Agustus 2024.

Ia menegaskan bahwa perbedaan pendapat seharusnya tidak berujung pada kekerasan, apalagi tindakan persekusi.

Baca Juga: Insiden Horor di Liga 1: Julian Guevara Terjatuh Usai Benturan Keras dalam Laga Arema FC vs Dewa United

Seruan Perdamaian di Tengah Gelombang Amarah

Meski insiden ini memicu kemarahan besar, khususnya di kalangan warga NU, Gus Yahya tetap mengimbau agar tidak ada aksi balasan.

Ia menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil KH. Abdul Halim Majalengka

Senin, 14 April 2025 | 07:45 WIB
X