Ketum PBNU Bertemu Dubes Palestina: Kunjungan 5 Nahdliyin ke Israel Picu Kontroversi dan Kecaman

photo author
- Rabu, 17 Juli 2024 | 15:54 WIB
Ketua PBNU saat menggelar konferensi pers terkait pertemuan 5 tokohnya dengan presiden Israel (@nuonline_id)
Ketua PBNU saat menggelar konferensi pers terkait pertemuan 5 tokohnya dengan presiden Israel (@nuonline_id)

Purwakarta Online, Jakarta - Pada Kamis (11/7/2024), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, mengadakan pertemuan khusus dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair al-Shun. Pertemuan yang berlangsung di Gedung PBNU Lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta ini membahas berbagai perkembangan terkini di Palestina serta peran yang dapat dimainkan oleh NU dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan mengakhiri kekerasan yang menimpa rakyat Palestina.

"Kemarin ada pertemuan antara Ketua Umum Gus Yahya dengan Dubes Palestina yang membicarakan perkembangan yang terjadi di Palestina, apa yang bisa dilakukan oleh NU dalam konteks mendukung kemerdekaan Palestina dan menghentikan kekerasan yang terjadi terhadap rakyat Palestina," jelas Savic Ali, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, pada Ahad (14/7/2024).

Sementara itu, kontroversi mencuat terkait kunjungan lima Nahdliyin ke Israel yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Savic Ali menyesalkan tindakan tersebut dan menegaskan bahwa kunjungan tersebut tidak mewakili organisasi NU.

"Kunjungan itu dinilai sebagai tindakan orang yang tak memahami geopolitik, tak mengerti kebijakan NU secara organisasi, serta perasaan seluruh warga NU. Keberangkatan mereka sulit diterima karena melukai perasaan warga Nahdliyin," tegasnya.

Savic menjelaskan bahwa PBNU akan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan dari kunjungan tersebut sebelum mengambil keputusan mengenai sanksi yang akan diberikan. Namun, ia menegaskan bahwa tindakan tersebut sangat disesalkan karena tidak mencerminkan sikap NU yang tegas berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer Israel.

“Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan,” katanya.

Savic juga menambahkan bahwa meskipun kunjungan tersebut diatasnamakan pribadi, mereka dikenal sebagai warga dan bahkan aktivis NU, yang tentu saja memperburuk citra NU di mata publik.

"Sikap PBNU dan Nahdliyin sangat jelas sampai saat ini, yaitu berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer Israel. Israel sampai saat ini tak mengakui Palestina dan terus melakukan agresi militer yang memakan ribuan korban jiwa. Israel masih menjatuhkan bom dan peluru kepada warga Palestina. Korbannya banyak sekali, warga sipil,” lanjutnya.

PBNU, di bawah kepemimpinan Gus Yahya, saat ini sedang berkomunikasi intensif dengan pihak Palestina untuk membahas situasi terkini dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Dalam konteks ini, pertemuan antara Gus Yahya dan Dubes Palestina menjadi sangat penting untuk menunjukkan komitmen NU dalam mendukung perjuangan Palestina dan mengutuk segala bentuk agresi yang dilakukan oleh Israel. Pertemuan ini juga menunjukkan upaya NU untuk terus menjalin komunikasi dan kerjasama dengan Palestina guna mencari solusi terbaik bagi rakyat Palestina.

Dengan demikian, PBNU menegaskan kembali posisi mereka yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam segala bentuk agresi militer yang dilakukan oleh Israel. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat solidaritas umat Islam di seluruh dunia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil KH. Abdul Halim Majalengka

Senin, 14 April 2025 | 07:45 WIB
X