PURWAKARTA ONLINE - Pertanyaan besar kembali mencuat, siapa yang lebih layak menjadi Pahlawan Nasional, Soeharto atau Gus Dur?
Dua tokoh bangsa yang dulu berseberangan secara politik, kini justru sama-sama masuk daftar usulan Kementerian Sosial untuk dianugerahi gelar tertinggi negara.
Wacana ini tidak hanya mengejutkan publik, tetapi juga memantik diskusi panjang karena keduanya merupakan tokoh besar dengan latar belakang kepemimpinan yang sangat berbeda, bahkan bertentangan.
Dua Tokoh yang Dulu 'Bertentangan', Kini Disandingkan
Pernah terjadi pertentangan keras antara Gus Dur dan Soeharto.
Gus Dur secara terbuka mengkritik kebijakan Orde Baru yang dianggap represif dan antidemokrasi.
Ia juga menolak politisasi agama melalui pembentukan ICMI, yang menurutnya dapat memicu sektarianisme.
Baca Juga: Julio Cesar Semringah, PERSIB Makin Dekat ke 16 Besar ACL Two Usai Kalahkan Selangor FC
Gus Dur tak jarang mendapat ancaman di era Orde Baru.
Putrinya, Anita, pernah menyebut bahwa sang ayah “sering diteror karena sikap kritisnya.”
Namun, meskipun berseberangan, keduanya tetap menunjukkan hubungan personal yang manusiawi.
Gus Dur bahkan pernah menjenguk Soeharto saat sakit pada tahun 2000.
Uniknya, Gus Dur pernah memuji Soeharto.
Dalam wawancaranya di Kick Andy, ia mengatakan, “Soeharto itu orang pintar, jasanya besar untuk bangsa Indonesia, walaupun dosanya juga besar.”