Kades dan Perangkat Desa Kirim Surat Terbuka untuk Presiden Prabowo: Tolong Pulihkan Martabat Desa Kami!
PURWAKARTA ONLINE - Desa-desa di seluruh Indonesia tengah gelisah. Pada 29 November 2025, para kepala desa dan perangkat desa menerbitkan surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto melalui situs Desa Krandegan. Isi surat itu lugas, emosional, dan menyoroti persoalan yang kini mengancam jalannya roda pemerintahan desa.
Surat yang Muncul dari Kegelisahan di Akar Rumput
Surat terbuka ini lahir dari satu pertanyaan sederhana: bagaimana desa bisa bertahan, jika ruang fiskalnya makin sempit?
Semuanya bermula dari terbitnya PMK 81 Tahun 2025. Aturan ini menghentikan penyaluran Dana Desa Tahap II. Dampaknya langsung terasa. Banyak desa bingung bagaimana membayar insentif guru TK, KB, guru ngaji, biaya internet desa, hingga proyek infrastruktur yang sudah terlanjur selesai.
“Desa sedang dilanda kegelisahan yang sangat dalam,” tulis para kades.
Di sisi lain, muncul kabar bahwa Dana Desa tahun 2026 akan dipotong hingga dua pertiga untuk pembangunan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Kades mendukung program itu, namun meminta agar implementasinya tidak “menghabisi napas desa”.
Kekhawatiran Soal Proyek KDMP: Mengapa Desa Tidak Dilibatkan?
Poin lain yang disorot para kades adalah pembangunan gudang dan gerai KDMP yang disebut dibiayai dari Dana Desa, tetapi dilakukan tanpa melibatkan pemerintah desa. Tidak ada RAB, tidak jelas pelaksananya, dan tidak terlihat papan proyeknya.
“Katanya ini aset desa, tapi desa tidak tahu prosesnya,” tulis mereka.
Kondisi ini memantik pertanyaan besar tentang hilangnya asas rekognisi dan subsidiaritas, dua prinsip inti dalam UU Desa yang menegaskan desa sebagai subjek pembangunan, bukan sekadar pelaksana.
Ketidakpercayaan yang Terasa Menyesakkan
Para kades mengaku merasakan seolah negara mulai ragu terhadap kemampuan desa. Mereka memahami ada oknum yang tersangkut kasus korupsi, tetapi meminta negara melihat data yang lebih besar: lebih banyak desa mampu mengelola dana secara amanah.
“Banyak desa membuktikan diri. Ketika diberi kepercayaan, kami bisa,” tegas para perangkat desa dalam surat tersebut.