Alumni Lirboyo Asal Purwakarta Sarankan Ini ke Bos Trans 7

photo author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 11:06 WIB
Alumni Lirboyo asal Purwakarta, Hadi Musa Said, minta Chairul Tanjung datang langsung ke Lirboyo meminta maaf atas tayangan Trans7 yang dinilai mendiskreditkan kiai. (Dok. STAI Al-Badar Cipulus)
Alumni Lirboyo asal Purwakarta, Hadi Musa Said, minta Chairul Tanjung datang langsung ke Lirboyo meminta maaf atas tayangan Trans7 yang dinilai mendiskreditkan kiai. (Dok. STAI Al-Badar Cipulus)

PURWAKARTA ONLINE - Polemik tayangan program “Xpose Uncensored” di Trans7 yang menyinggung dunia pesantren akhirnya berbuntut panjang.

Stasiun televisi nasional itu kini menyatakan siap bertabayyun langsung ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, setelah menuai kecaman dari para santri dan alumninya di seluruh Indonesia.

Direktur Produksi Trans7, Andi Chairil, menyampaikan permintaan maaf resmi usai bertemu dengan Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Jabodetabek, Selasa (14/10/2025) pagi di Jakarta.

“Trans7 mengakui kelalaian, walaupun itu konten dari pihak PH, kami tetap bertanggung jawab. Insyaallah dalam waktu dekat kami akan bertabayyun ke keluarga Kiai Haji Anwar Manshur,” ujarnya.

Dalam pernyataannya, Trans7 juga menegaskan telah menarik seluruh tayangan “Xpose Uncensored” terkait pondok pesantren dan berjanji menayangkan program edukatif tentang pesantren bertepatan dengan Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2025 mendatang.

Baca Juga: Edu Trip POA ke Kampung Kahuripan Cirangkong Purwakarta Diundur, Komite Ungkap Dua Alasan Utama

Alumni Lirboyo dari Purwakarta Angkat Bicara

Menanggapi hal itu, Hadi Musa Said, alumni Pondok Pesantren Lirboyo asal Purwakarta, angkat bicara.

Mantan Ketua PP GP Ansor dan eks Ketua PMII Jombang itu menilai, tayangan Trans7 tersebut terkesan mendiskreditkan kiai dan dunia pesantren.

Menurutnya, tradisi ro’an yang disebut dalam tayangan justru merupakan kebanggaan santri, bukan bentuk eksploitasi.

“Ro’an itu tabarukan, berharap berkah. Biasanya berupa kerja bakti atau pemberian seikhlasnya. Bukan kewajiban,” kata Hadi saat ditemui PURWAKARTA ONLINE di Cipulus, Kecamatan Wanayasa, Selasa (14/10/2025).

Kyai Bukan Kaya dari Amplop Santri

Hadi Musa menegaskan, kiai justru banyak berkorban untuk pendidikan santrinya.

“Mertua saya, KH Adang Badruddin Cipulus, kalau mau bangun pesantren nunggu panen cengkeh dulu. Banyak kiai yang hidup dari usaha sendiri, bukan amplop santri,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Liputan Lapangan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X