PURWAKARTA ONLINE, Gorontalo - Gorontalo tengah menjadi sorotan publik seiring dengan munculnya polemik seputar pemilihan Trans Queen Gorontalo.
Acara yang melibatkan komunitas LGBT ini mendadak viral di media sosial dan memicu reaksi keras dari netizen serta berbagai elemen masyarakat.
Polisi Polda Gorontalo Ambil Langkah Tegas
Tanggap cepat dilakukan oleh Polda Gorontalo.
Setelah adanya penolakan yang meluas dari masyarakat, pihak kepolisian langsung bergerak dengan mengundang panitia penyelenggara untuk memberikan klarifikasi.
Langkah ini diambil guna menghindari ketegangan lebih lanjut serta memastikan bahwa acara tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Baca Juga: Hadroh Ponpes Al-Muktar Assalafi Sukses Meriahkan Maulid Nabi!
Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol Desmont Harjendro, menjelaskan bahwa tujuan dari pemanggilan ini adalah untuk memahami maksud dan tujuan dari acara tersebut.
“Kami mengundang panitia penyelenggara untuk memberikan klarifikasi resmi terkait pemilihan Trans Queen Gorontalo yang tengah ramai diperbincangkan. Kepolisian ingin memastikan bahwa kegiatan ini sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku,” ungkap Desmont.
Penolakan Keras dari KAHMI
Ketegangan semakin memanas ketika Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Gorontalo mengeluarkan surat pernyataan resmi yang menolak pelaksanaan acara tersebut.
Pernyataan ini ditandatangani oleh Ketua KAHMI, Kristina Muhammad Udoki, dan Sekretaris, Noldi.
Baca Juga: Syekh Nawawi Al-Bantani, Gurunya Pendiri NU dan Muhammadiyah, Ternyata Mondok di Purwakarta!
Dalam surat pernyataan tersebut, KAHMI menegaskan beberapa poin penting terkait penolakan mereka, yaitu: