Khidmatnya Perayaan Nyepi di Bali: Rangkaian Upacara Adat dan Fakta Menarik yang Belum Diketahui!

Baca Juga: GEMPAR! Wanita dari Kraton Yogyakarta Ditemukan TERMUTILASI di Sebuah Wisma

Tradisi ini biasanya dilaksanakan H-1 sebelum perayaan Nyepi.

Tawur Kesanga identik dengan pawai festival ogoh-ogoh.

Bagi masyarakat Hindu Bali, ogoh-ogoh merupakan representasi dari sifat buruk dan jahat manusia.

Karena itu, di akhir perayaan ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol pembersihan sifat jahat manusia yang dilenyapkan dalam ritual Nyepi.

Baca Juga: Sejarah Rancadarah, tragedi mengerikan dibalik munculnya sebuah nama di Purwakarta!

Pasca pelaksanaan ritual Nyepi, rangkaian acaranya belum selesai.

Khidmatnya perayaan Nyepi di Bali dilanjutkan dengan Ngembak Geni.

Biasanya pada ritual ini masyarakat Bali akan saling berkunjung ke sanak saudara atau melakukan dharma shanti.

Penutup rangkaian Nyepi ini menjadi pertanda untuk memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.

Baca Juga: Stafsus Menkeu Minta Maaf Atas Denda Pajak Artis Dodit Mulyanto dan Babe Cabita Rp 80 Juta!

Selain itu, para pemuda akan melakukan omed-omedan, yaitu festival saling mencium, usai tradisi Ngembak Geni, untuk mempererat keakraban antar umat Hindu.

Selama 24 jam perayaan Nyepi di Bali, banyak hal menarik terjadi, seperti penghematan satu juta liter bahan bakar karena tidak adanya kendaraan yang beroperasi, serta pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 60%.

Pada Hari Raya Nyepi, PBB menetapkan 21 Maret sebagai World Silent Day, terinspirasi oleh perayaan Nyepi di Bali.

Momen ini juga tepat bagi wisatawan untuk melakukan refleksi diri dengan meditasi atau yoga di tengah keheningan dan ketenangan pulau tersebut.***