Cuaca Ekstrem Purwakarta Picu Kematian Ikan Massal di Waduk Jatiluhur, Kerugian Capai Rp 2,2 Miliar

photo author
- Senin, 10 Februari 2025 | 18:30 WIB
Cuaca ekstrem di Purwakarta memicu kematian ikan massal di Waduk Jatiluhur. KKP turun tangan mengevaluasi penyebab dan kerugian mencapai Rp 2,2 miliar. (Istimewa)
Cuaca ekstrem di Purwakarta memicu kematian ikan massal di Waduk Jatiluhur. KKP turun tangan mengevaluasi penyebab dan kerugian mencapai Rp 2,2 miliar. (Istimewa)

PURWAKARTA ONLINE, Jakarta – Fenomena cuaca ekstrem kembali melanda Purwakarta, menyebabkan kematian massal ikan di Waduk Jatiluhur.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah bergerak cepat untuk mengevaluasi penyebab kejadian ini.

Menurut data terbaru, kerugian akibat kematian ikan massal ini diperkirakan mencapai Rp 2,2 miliar.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, menjelaskan bahwa fenomena ini merupakan kejadian tahunan yang dipicu oleh cuaca ekstrem.

Baca Juga: Waduk Jatiluhur Purwakarta Tercemar, KKP: Pembudidaya Harus Segera Panen Total!

"Cuaca ekstrem menyebabkan penurunan massa air dan memicu upwelling, yang mengurangi pasokan oksigen secara drastis," ujar Haeru dalam keterangan tertulisnya.

Selain faktor alam, Haeru juga menyoroti penggunaan Keramba Jaring Apung (KJA) yang melebihi kapasitas.

"Penggunaan KJA yang tidak sesuai dengan standar dan daya dukung zonasi yang telah ditentukan juga menjadi penyebab utama," tambahnya.

KKP telah mengimbau masyarakat pembudidaya untuk melakukan panen total atau panen awal guna menghindari risiko kematian massal.

Baca Juga: Bojan Hodak Waspadai Motivasi Tinggi PSIS Semarang

"Peringatan cuaca ekstrem sudah kami sampaikan. Tanda-tanda kualitas air yang tidak bagus juga sudah terlihat. Kenapa tidak dilakukan panen total atau panen awal?" tanya Haeru.

Direktur Ikan Air Tawar, Ujang Komarudin, menambahkan bahwa total kematian ikan massal di Waduk Jatiluhur mencapai sekitar 100 ton, dengan mayoritas jenis ikan yang mati adalah ikan mas.

"Asumsi harga ikan mas saat ini adalah Rp 22 ribu per kilogram," jelas Ujang.

Lokasi kejadian kematian massal ini terjadi di Kampung Pasir Kole, Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, dan Kampung Citerbang, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X