PURWAKARTA ONLINE - Pada 2 Desember 2024, ribuan peserta memadati Monumen Nasional (Monas) Jakarta dalam acara Reuni Akbar 212 yang digelar oleh Front Pembela Islam (FPI).
Acara ini semakin heboh dengan kehadiran Habib Rizieq Shihab, yang memberikan sejumlah pernyataan kontroversial dan penuh makna.
Dalam orasinya, Rizieq meminta Presiden Prabowo Subianto untuk membersihkan pemerintahannya dari orang-orang yang diduga terlibat dalam berbagai praktik korupsi, judi, hingga pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Rizieq yang baru saja tiba dari Mekkah, dengan semangat tinggi, menegaskan bahwa ia tidak hanya hadir sebagai seorang tokoh agama, tetapi juga sebagai bagian dari gerakan yang ingin menegakkan keadilan.
Dalam pidatonya, Rizieq mengungkapkan bahwa Al-Quran harus tetap berada di atas konstitusi, karena merupakan wahyu Ilahi yang tidak bisa diganti.
"Saya minta dengan tulus, dengan sangat hormat kepada Pak Presiden Prabowo Subianto, tolong Pak, bersihkan pemerintahan Bapak dari orang-orang yang bermasalah," ujar Rizieq, menyoroti pentingnya komitmen pemerintahan terhadap hukum dan moralitas.
Pernyataan tersebut bukan tanpa dasar. Rizieq memaparkan sejumlah masalah yang melibatkan tokoh-tokoh besar yang diduga terlibat dalam korupsi dan kejahatan lainnya, terutama dalam beberapa tahun terakhir.
Rizieq menyebutkan bahwa tidak peduli siapa pun orangnya, baik itu Presiden Joko Widodo atau Prabowo Subianto sendiri, jika mereka terlibat dalam tindakan yang merusak negara, mereka harus diadili. “Seret ke pengadilan, tidak peduli siapa pun dia,” tegasnya.
Baca Juga: IDI Jepara Edukasi ADHD, Gangguan yang Diaalami 1 dari 20 Anak, Ini Cara Deteksi dan Penanganannya
Tentu saja, ini bukan kali pertama Rizieq mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap para pemimpin dan elit politik Indonesia.
Sebelumnya, ia juga dikenal lantang mengkritik kebijakan pemerintah, terutama terkait dengan pelanggaran hukum yang melibatkan tokoh-tokoh tertentu.
Pernyataannya kali ini pun kembali mencuri perhatian publik, mengingat momen Reuni 212 yang semakin berkembang menjadi wadah untuk menyuarakan keadilan dan reformasi.
Salah satu poin yang juga disoroti oleh Rizieq adalah tragedi KM 50 yang melibatkan anggota FPI.
Baca Juga: IDI Grobogan Tingkatkan Kesehatan Masyarakat Melalui Penelitian dan Edukasi Cacar Air
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengadakan haul untuk mengenang enam syuhada FPI yang meninggal dalam insiden tersebut pada 7 Desember 2024 mendatang di Pesantren Markas Syareat, Megamendung, Bogor.
“Kami akan mengadakan haul syuhada 6 santri FPI yang dibunuh di KM 50,” ujar Rizieq, menuntut agar kasus tersebut tidak dilupakan dan diselesaikan dengan adil.
Tak hanya itu, Rizieq juga menegaskan pentingnya persatuan di kalangan umat Islam dan seluruh elemen bangsa dalam menghadapi tantangan dan ketidakadilan yang ada.
Ia mengajak seluruh massa yang hadir di Monas untuk terus memperjuangkan kebenaran dan keadilan, serta menjaga ukhuwah Islamiyah di tengah perbedaan politik.
Baca Juga: Acara Peluncuran Realme C75, Soaking Survival Showdown di Jakarta
Artikel Terkait
IDI Blora Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Bermartabat
IDI Boyolali Lantik Pengurus Baru untuk Periode 2022-2025
IDI Brebes Jelaskan Peran Penting Lemak Tak Jenuh dalam Kesehatan dan Inovasi di Dunia Kedokteran
IDI Cilacap, Peran Aktif dalam Penanggulangan Stunting di Kabupaten Cilacap
Mensos Gus Ipul: Bansos Wapres Gibran Tidak Perlu Diperdebatkan!
Duduk Perkara Bansos Gibran, Mensos Gus Ipul Minta Fokus pada Manfaat
Gus Ipul Tegaskan, Jangan Perdebatkan Bansos Wapres Gibran
Presiden Prabowo Hapus Utang Macet, Petani dan Nelayan Kembali Bersemangat
Realme C75 Siap Hadir, Andalkan Ketahanan Air dan Banting di Indonesia
Spesifikasi Unggulan Realme C75, Ponsel Tahan Banting dan Baterai Besar