PURWAKARTA ONLINE – Reuni Akbar 212 yang berlangsung di Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada 2 Desember 2024, kembali menyita perhatian publik.
Dalam acara yang dimulai sejak pagi hari ini, Habib Rizieq Shihab, eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), memberikan sejumlah pernyataan yang memantik kontroversi.
Berbicara di hadapan ribuan massa yang hadir, Rizieq mengingatkan pentingnya mengedepankan ajaran agama di atas konstitusi negara.
Salah satu pernyataan Rizieq yang menjadi sorotan adalah pandangannya terkait hubungan antara ayat Al-Quran dan konstitusi.
Baca Juga: Cara Daftar Lowongan OJK 2024 untuk D3-S3, Simak di Sini!
Menurutnya, Al-Quran, sebagai wahyu ilahi, harus selalu berada di atas konstitusi buatan manusia.
"Ayat suci akan selalu dan senantiasa ada di atas ayat konstitusi, kenapa? Karena ayat suci adalah wahyu ilahi yang tidak boleh diganti, tidak boleh direvisi, yang wajib untuk dipatuhi, ditaati, harga mati," kata Rizieq dengan penuh keyakinan.
Ia menegaskan bahwa konstitusi sebagai produk akal manusia wajib sejalan dengan ajaran agama, dan bila ada ketidaksesuaian, maka peraturan tersebut harus diperbaiki agar tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama yang lebih tinggi.
Pernyataan ini disambut dengan antusias oleh peserta reuni yang hadir untuk mendengarkan orasi Rizieq, mengingat Aksi 212 merupakan gerakan yang semula digagas untuk membela agama dan menuntut keadilan bagi umat Islam.
Baca Juga: Perubahan Besar di One UI 7.0, Unduhan Edge Panels Dihentikan
Rizieq juga menyampaikan pesan kepada Presiden Prabowo Subianto, yang diundang dalam acara tersebut.
Ia mengungkapkan niat tulusnya untuk mendukung pemerintahan Prabowo, terutama dalam mengawal proses hukum yang diduga melibatkan tokoh-tokoh nasional dalam beberapa kasus besar, seperti korupsi, judi, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
"Tidak peduli siapa pun dia, apakah itu Jokowi atau Fufufafa dan semua kroni-kroninya yang terlibat, seret ke pengadilan," tegasnya.
Selain itu, Rizieq juga menyampaikan rasa kekecewaan terkait ketuntasan kasus pembunuhan enam anggota FPI dalam insiden KM 50 Jakarta-Cikampek. Ia menilai bahwa tragedi tersebut masih belum menemukan keadilan yang seharusnya.
Baca Juga: Peluang Karier OJK 2024, PCS dan PCT untuk Lulusan Baru
Untuk itu, ia mengumumkan akan mengadakan haul untuk mengenang para syuhada FPI pada Kamis, 5 Desember 2024, di Pesantren Markas Syareat Megamendung, Bogor.
"Insya Allah pada Kamis besok, kami akan mengadakan haul syuhada enam santri FPI yang dibunuh di KM 50," kata Rizieq, dengan harapan massa yang datang sebanyak mungkin untuk mengenang mereka yang gugur.
Buya Husein, salah seorang tokoh yang turut serta dalam acara tersebut, menyebutkan bahwa sekitar 15.000 orang diperkirakan akan hadir dalam acara reuni kali ini.
Reuni 212 ini bukan sekadar peringatan bagi perjuangan umat Islam, tetapi juga sebagai wujud solidaritas untuk menuntut keadilan atas berbagai peristiwa yang dinilai masih menggantung.
Baca Juga: Sorotan Publik terhadap Bansos Gibran, Mensos: Utamakan Manfaat!
Pesan-pesan Rizieq dalam kesempatan ini menunjukkan tekadnya untuk terus memperjuangkan aspirasi umat Islam dan meyakini bahwa kebenaran harus ditegakkan, tanpa pandang bulu.
Sejumlah tokoh nasional turut hadir dan memberikan dukungan, antara lain Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan ulama besar lainnya.
Artikel Terkait
IDI Batang Meningkatkan Kesehatan Mental di Era Media Sosial
IDI Blora Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Bermartabat
IDI Boyolali Lantik Pengurus Baru untuk Periode 2022-2025
IDI Brebes Jelaskan Peran Penting Lemak Tak Jenuh dalam Kesehatan dan Inovasi di Dunia Kedokteran
Mensos Gus Ipul: Bansos Wapres Gibran Tidak Perlu Diperdebatkan!
Duduk Perkara Bansos Gibran, Mensos Gus Ipul Minta Fokus pada Manfaat
Gus Ipul Tegaskan, Jangan Perdebatkan Bansos Wapres Gibran
Presiden Prabowo Hapus Utang Macet, Petani dan Nelayan Kembali Bersemangat
Realme C75 Siap Hadir, Andalkan Ketahanan Air dan Banting di Indonesia
Spesifikasi Unggulan Realme C75, Ponsel Tahan Banting dan Baterai Besar