KH Imaduddin Bongkar Rahasia, Seminar Internasional di UIN Walisongo Batal Karena Tekanan Rabithah Alawiyah?

Hal ini membuat Rabithah Alawiyah khawatir dan akhirnya mengambil langkah untuk membatalkan pembahasan nasab dalam seminar tersebut.

KH Imaduddin juga menyoroti bahwa penelitian yang ia lakukan mengenai nasab Ba'alawi, yang menunjukkan ketidakotentikan klaim keturunan Nabi Muhammad, telah menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak.

Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa tidak ada bukti dalam kitab-kitab sejarah yang mendukung klaim bahwa leluhur Ba'alawi adalah keturunan Nabi.

Baca Juga: Habib Syech Klaim Hak Cipta Mars Syubanul Wathon, Keluarga Besar KH Wahab Chasbullah Bereaksi

Bahkan, ia menyatakan bahwa data DNA dari sampel keluarga Ba'alawi menunjukkan bahwa mereka bukan keturunan Nabi, berdasarkan hasil tes yang menunjukkan bahwa haplogroup mereka berbeda dari yang seharusnya dimiliki oleh keturunan Arab.

Padasuka TV Membentuk Diskursus Publik

KH Imaduddin juga menekankan peran besar Padasuka TV dalam menyebarkan isu nasab Ba'alawi.

Dengan audiens yang luas, baik nasional maupun internasional, Padasuka TV menjadi salah satu sumber utama bagi orang-orang yang ingin mengetahui lebih dalam tentang diskursus nasab yang sedang terjadi di Indonesia.

Melalui platform ini, diskusi mengenai nasab Ba'alawi semakin meluas dan memicu perhatian dari berbagai pihak, termasuk Rabithah Alawiyah.

Baca Juga: Seminar Internasional Klan Baalwi Dibatalkan, Apa yang Terjadi di Balik Pembatalan Mengejutkan Ini?

Batalnya seminar ini pun diwarnai oleh berbagai spekulasi, termasuk dugaan adanya campur tangan dari pihak keamanan yang mengkhawatirkan potensi gangguan keamanan jika acara tetap dilaksanakan.

Meski demikian, KH Imaduddin menyatakan apresiasinya terhadap upaya UIN Walisongo untuk tetap mengakomodasi kedua pihak dalam diskusi yang seimbang.

Pertarungan Diskursus Nasab Ba'alawi

Kejadian ini menggambarkan bagaimana topik nasab Ba'alawi menjadi isu yang sangat sensitif di kalangan masyarakat, terutama di antara para pendukung dan penentang klaim tersebut.

Batalnya seminar di UIN Walisongo Semarang bukan hanya masalah teknis, melainkan juga refleksi dari ketegangan intelektual dan spiritual yang sedang berlangsung.