Sejarah Kedatangan Klan Ba'alawi dari Yaman, Bekerja untuk Belanda Dihormati Pribumi Indonesia

photo author
- Jumat, 6 September 2024 | 11:05 WIB
Sejarah datangnya Klan Baalawi dari Yaman ke Indonesia (ISTIMEWA)
Sejarah datangnya Klan Baalawi dari Yaman ke Indonesia (ISTIMEWA)

PURWAKARTA ONLINE - Pada 12 Juni 2023, kanal YouTube Beguru Ngaji mengungkapkan sebuah kisah yang menarik tentang sejarah kedatangan Klan Ba'alawi dari Yaman ke Indonesia.

Dalam narasinya, dijelaskan bagaimana kedatangan mereka dimulai sejak awal abad ke-19 dan bagaimana dampaknya terhadap masyarakat Indonesia.

Artikel ini akan menguraikan informasi tersebut dengan gaya jurnalis profesional yang mudah dipahami dan menarik.

Awal Kedatangan di Abad ke-19

Kedatangan orang-orang dari Yaman, khususnya Klan Ba'alawi, ke Indonesia terjadi pada sekitar tahun 1800-an.

Baca Juga: Laras Gartiana, Kreator Konten Viral Dituduh Selingkuh dengan Abi, Kekasih Musisi Nabila R. Apa Kata Netizen?

Mereka terdiri dari dua kelompok utama: keluarga Mbah Alawi, yang kini dikenal sebagai Habaib, dan kelompok non-Ba'alawi.

Gelar "Habib" sendiri merujuk pada ulama atau tokoh religius dari keturunan Sayyid Alawi bin Ubaidillah yang berpusat di Hadramaut, Yaman.

Meskipun tidak semua orang Ba'alawi yang datang ke Indonesia adalah ulama, mereka tetap disebut "Habib," terutama di komunitas Sunda, Jawa, dan Madura, sebagai bentuk penghormatan.

Peran Penjajah Belanda

Penjajah Belanda memainkan peran besar dalam kedatangan mereka.

Baca Juga: Rahasia Kekayaan Bill Gates: Keberuntungan, Risiko, dan Perbedaan Antara Kaya vs Pura-pura Kaya

Pada masa penjajahan, Belanda membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan kuat.

Mengingat banyak orang pribumi menolak bekerja untuk Belanda dan ukuran tubuh orang pribumi yang relatif lebih kecil, Belanda lebih memilih tenaga kerja dari Yaman dan negeri Arab lainnya, serta India dan Bangladesh.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X