Seminar Nasab Ba'alawi Dibatalkan, Prof Henri Subiakto Desak Polri Beri Penjelasan!

photo author
- Sabtu, 7 September 2024 | 10:38 WIB
Henri Subiakto desak polri jelaskan kenapa Seminar Internasional yang akan membahas Nasab Ba'alawi di UIN Walisongo dibatalkan (Twitter @henrysubiakto)
Henri Subiakto desak polri jelaskan kenapa Seminar Internasional yang akan membahas Nasab Ba'alawi di UIN Walisongo dibatalkan (Twitter @henrysubiakto)

PURWAKARTA ONLINE, Semarang – Pembatalan Seminar Internasional yang rencananya akan membahas topik penting terkait Nasab Ba alawi di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, menjadi polemik di ranah publik.

Henri Subiakto, Profesor dari Universitas Airlangga (UNAIR), melalui akun media sosialnya di X (@henrysubiakto), secara terang-terangan mendesak POLRI untuk memberikan penjelasan resmi terkait pembatalan tersebut.

Dalam cuitannya, Henri mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap keputusan pembatalan seminar ilmiah yang dinilai sangat krusial untuk menuntaskan polemik seputar Nasab Ba'alawi, garis keturunan yang diklaim berhubungan langsung dengan Nabi Muhammad.

Seminar yang direncanakan pada 10 September di UIN Walisongo ini disebutnya sebagai forum penting yang seharusnya tidak dibatalkan begitu saja.

“Kenapa seminar ini dibatalkan? Apakah benar pembatalan ini atas himbauan atau permintaan dari POLRI? Jika demikian, Polri wajib menjelaskan alasannya kepada masyarakat,” tegas Henri dalam cuitannya.

Baca Juga: Klaim Hak Cipta Yalal Waton, Habib Syech Dituntut Menghormati Warisan Budaya

Ia menambahkan, bahwa Polri seharusnya mampu menjamin keamanan pelaksanaan seminar tersebut, tanpa harus mengambil langkah drastis berupa pembatalan.

Kritik Pedas untuk POLRI

Henri tidak hanya mempertanyakan keputusan POLRI, tetapi juga mengkritik peran institusi tersebut dalam menjaga kebebasan akademik di kampus dan hak kemerdekaan berpendapat bagi publik.

“Jika hanya untuk mengamankan seminar ilmiah saja Polri tak sanggup, bagaimana bisa menjaga kebebasan akademik dan berpendapat yang sudah dijamin oleh undang-undang?” tulisnya.

Henri juga menyoroti bahwa tindakan semacam ini bisa menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat, seolah-olah Polri tunduk pada tekanan dari tokoh agama tertentu.

“Interpretasi bahwa Polri tunduk pada kepentingan tokoh-tokoh agama harus dihindarkan. POLRI wajib menjelaskan agar publik tidak berspekulasi.”

Baca Juga: Indonesia di Ambang Resesi, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Ada Kepentingan Tersembunyi?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X