Kematian Dr. Aulia Risma, Temuan Mengejutkan dan Dugaan Perundungan di PPDS Undip!

photo author
- Jumat, 6 September 2024 | 21:05 WIB
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menuturkan jika pihaknya punya dua temuan terkait penyebab kematian dr Aulia Risma Lestari dokter PPDS Undip.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menuturkan jika pihaknya punya dua temuan terkait penyebab kematian dr Aulia Risma Lestari dokter PPDS Undip. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

PURWAKARTA ONLINE, Semarang – Kasus kematian Dr. Aulia Risma Lestari, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip), terus mengundang perhatian publik.

Kematian mendiang yang ditemukan di kosnya pada 12 Agustus 2024 lalu, diduga merupakan bunuh diri.

Namun, hasil penyelidikan terbaru oleh Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) menunjukkan perkembangan mengejutkan yang menimbulkan banyak pertanyaan.

Penyelidikan Mendalam, 11 Orang Diperiksa

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, Kombes Johanson Simamora, mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihaknya telah memeriksa 11 orang terkait kasus ini.

"Pemeriksaan dilakukan terhadap berbagai pihak, termasuk keluarga korban dan teman satu angkatan almarhumah," kata Johanson pada Kamis, 5 September 2024.

Baca Juga: Sejarah Kedatangan Klan Ba'alawi dari Yaman, Bekerja untuk Belanda Dihormati Pribumi Indonesia

Pemeriksaan ini juga mencakup pihak-pihak terkait dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Universitas Diponegoro, serta dokumen penting seperti barang bukti yang dibawa keluarga korban.

Keluarga Dr. Aulia Lestari melaporkan dugaan perundungan, pemerasan, dan penghinaan, yang kini ditindaklanjuti dengan memeriksa saksi-saksi dan barang bukti.

Sistem PPDS yang Bobrok

Keluarga Dr. Aulia, melalui kuasa hukumnya, Misyal Achmad, menuntut pertanggungjawaban dari Kepala Program Studi PPDS dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Mereka menilai bahwa sistem PPDS di Indonesia, khususnya di Undip, cacat dan melanggengkan budaya perundungan.

"Budaya perundungan yang terjadi di PPDS tidak hanya mengancam kesejahteraan mahasiswa tetapi juga merusak kualitas pendidikan dokter di Indonesia," tegas Misyal Achmad.

Menurutnya, sistem yang ada saat ini tidak memiliki prosedur operasional standar yang jelas, yang berpotensi menambah beban dan tekanan pada mahasiswa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X