Penyelidikan Kasus Dokter Aulia Risma Periksa 11 Saksi, Temuan Mengejutkan!

photo author
- Jumat, 6 September 2024 | 18:05 WIB
Kematian dr. Aulia Risma Lestari (Foto/Instagram)
Kematian dr. Aulia Risma Lestari (Foto/Instagram)

PURWAKARTA ONLINE, Semarang – Kasus kematian dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip), terus mengundang perhatian publik dan media.

Penyelidikan yang dilakukan oleh Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah kini semakin mendalam, setelah pemeriksaan terhadap 11 saksi, termasuk orang tua dan saudara korban.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Johanson Simamora, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memeriksa belasan saksi terkait laporan dugaan perundungan yang dialami oleh Aulia Risma.

Pemeriksaan ini dilakukan sejak laporan diterima pada Rabu, 4 September 2024, dan berlangsung hingga malam hari.

Baca Juga: Terowongan Istiqlal-Katedral: Simbol Persaudaraan Lintas Iman, Paus Fransiskus Serukan Pesan Damai!

"Sejauh ini, kami telah memeriksa 11 orang termasuk keluarga dan teman-teman korban. Selain itu, kami juga melibatkan pihak terkait dari Kemenkes," ujar Johanson di kantornya pada Kamis, 5 September 2024.

Ia menambahkan bahwa laporan polisi mencakup pasal-pasal seperti perbuatan tidak menyenangkan, penghinaan, pemerasan, dan perundungan.

Menurut informasi yang diperoleh, Aulia Risma ditemukan meninggal dunia pada Senin, 12 Agustus 2024, di tempat kosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang.

Kematian tersebut awalnya diduga sebagai bunuh diri, namun laporan yang diajukan oleh keluarga korban menunjukkan adanya indikasi perundungan yang serius di lingkungan PPDS.

Baca Juga: Sejarah Kedatangan Klan Ba'alawi dari Yaman, Bekerja untuk Belanda Dihormati Pribumi Indonesia

Keluarga almarhumah, yang diwakili oleh pengacara Misyal Ahmad, mengklaim bahwa kematian Aulia Risma bukanlah bunuh diri.

Mereka menunjukkan adanya dua jenis obat, termasuk Roculax, yang ditemukan di kamar korban.

Misyal menilai penggunaan obat tersebut berkaitan dengan rasa sakit yang diderita korban akibat saraf terjepit setelah jatuh dan menjalani dua kali operasi.

"Obat Roculax ditemukan dalam keadaan utuh. Ini menunjukkan bahwa korban lebih banyak mengonsumsi obat penghilang rasa sakit dan bukan Roculax yang bisa menyebabkan kematian," jelas Misyal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X