PurwakartaOnline.com - Pada Pilpres 2019, kita pernah menyaksikan momen yang cukup berkesan ketika Mahfud Md, seorang Menko Polhukam dan bakal calon wakil presiden (cawapres), tiba-tiba batal menjadi kandidat. Saat itu, ia telah menyiapkan dengan serius sebuah kemeja putih untuk mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, di balik batalnya Mahfud Md, ada rasa kecewa dari putra sulungnya, Muhammad Ikhwan Zein, yang biasa disapa Wawan.
Wawan, dalam percakapannya dengan detikcom di Jakarta pada Jumat, 27 Oktober 2023, menceritakan bagaimana ia merasakan momen tersebut. Meskipun ayahnya tidak jadi menjadi cawapres, Wawan mengungkapkan bahwa ia tidak kecewa apabila ayahnya menang atau kalah dalam kontestasi politik. Yang membuatnya lebih kecewa adalah saat batalnya sang ayah menjadi cawapres pada tahun 2019.
Wawan mengatakan, "Itu lebih kecele. Kalau dari saya pribadi, saya tahu Abah kan memang sudah siap untuk dideklarasikan. Tapi ternyata kenyataannya lain."
Baca Juga: Membela Warisan Leluhur di Tengah Gelombang Pembangunan
Namun, Wawan dengan bijak memahami bahwa batalnya Mahfud sebagai cawapres adalah bagian dari proses politik. Bagi Wawan, yang terpenting adalah bahwa ayahnya tidak melakukan tindakan memalukan dan tidak kehilangan apapun.
Dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini berkomentar, "Tapi dalam artian itu kan proses politik seperti itu. Selama Abah dalam prosesnya itu tidak melakukan hal yang memalukan, yaudah ibaratnya kan kita posisinya netral, tiba-tiba ditawari atau dikasih. Kalau nggak jadi dikasih kan ya sudah sesimpel itu sih. Toh nggak hilang apa-apa dan itu Abah sudah katakan sendiri, 'Toh saya juga nggak kehilangan apa-apa kok'."
Wawan juga menegaskan bahwa ia tidak memendam rasa kesal karena batalnya ayahnya menjadi cawapres pada tahun 2019. Sebaliknya, ia menjadi lebih tertarik untuk memahami dunia politik yang ia sebut sebagai dunia yang sangat dinamis.
Wawan menjelaskan, "Ya politik itu akhirnya dinamis ya, detik demi detik, akhirnya kami juga belajar, kami sendiri jadi pengamat, ya membaca-baca. Oh gitu ya, memang politik ternyata bisa kanan kiri, zigzag, dan itu jadi biasa, yang kemudian nggak usah dipikirkan."
Wawan percaya bahwa ayahnya, Mahfud Md, akan selalu menjadi yang terbaik di mana pun ia ditugaskan, bahkan jika tidak menjadi cawapres pada Pilpres 2019. Kedewasaan pandangan tersebut merupakan bukti dari dukungan dan pengertian mendalam yang dimiliki oleh anak terhadap ayahnya.
Dalam konteks yang lebih baru, kita melihat Mahfud Md menggunakan kemeja putih yang pernah dipersiapkan untuk Pilpres 2019 yang akhirnya batal. Kemeja tersebut digunakan saat ia mendaftar ke KPU bersama dengan bakal calon presiden, Ganjar Pranowo, untuk Pilpres 2024. Tentu saja, ini menjadi sorotan menarik dalam politik Indonesia.
Baca Juga: Profil Dewi Ati Tibyani, S.H. Calon Anggota DPR RI Dapil 8 Jawa Barat
Namun, Wawan tidak mengetahui bahwa kemeja putih tersebut merupakan kemeja yang disiapkan untuk Pilpres 2019 yang batal. Ia mengaku hanya diminta untuk mengenakan baju putih ketika mendampingi ayahnya mendaftar ke KPU.
Wawan menyatakan, "Itu diminta, kalau bisa besok berangkatnya pakai baju putih. Jadi kita pakai baju putih."
Artikel Terkait
Basarah Mendesak Gibran untuk Mengundurkan Diri dari PDIP
Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah: Rakyat Telah Menganggap Gibran Keluar dari PDIP
Konflik Gaza dan Serangan Suriah: Eskalasi Terbaru di Timur Tengah - PurwakartaOnline.com
Konflik Gaza: AS Serang Suriah
Debt Collector Culik Istri Orang: Cara Menagih Utang Semakin Berlebihan!
Guru PNS di Rokan Hilir Jadi Debt Collector dan Culik Istri Nasabah
Culik Istri Nasabah, Guru PNS sekaligus Debt Collector di Rokan Hilir Terancam 12 Tahun Penjara
Profil Dewi Ati Tibyani, S.H. Calon Anggota DPR RI Dapil 8 Jawa Barat
In Memoriam Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni: Jejak Perjuangan dan Pengabdian yang Meninggalkan Bekas
Membela Warisan Leluhur di Tengah Gelombang Pembangunan