Culik Istri Nasabah, Guru PNS sekaligus Debt Collector di Rokan Hilir Terancam 12 Tahun Penjara

PurwakartaOnline.com - Sebuah kejadian yang sangat mencengangkan terjadi di Rokan Hilir, Riau. Seorang guru pegawai negeri sipil (PNS) yang juga berperan ganda sebagai seorang debt collector, berinisial DH (46), masih buron hingga saat ini. Ia terlibat dalam sebuah aksi penculikan yang menggemparkan wilayah tersebut. Kejadian tragis ini terjadi pada Selasa, 17 Oktober 2023, sekitar pukul 19.00 WIB.

Menurut Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Rohil, AKBP Andrian Pramudianto, para pelaku awalnya mendatangi rumah seorang nasabah, yang dalam laporan disebut sebagai S, untuk menagih utang yang belum terbayar. Namun, saat pelaku tiba di rumah S, hanya ada seorang pria yang dikenal sebagai MR yang berada di sana. Dalam situasi tersebut, para pelaku dengan dingin merencanakan aksi penculikan istri S.

Kini, mari kita simak kronologi peristiwa tersebut dengan lebih detail. Pelaku menggunakan metode pemesanan online untuk memancing istri S datang ke sebuah toko buah terdekat. Ketika korban tiba di toko tersebut untuk mengantarkan pesanan, para pelaku yang awalnya bersembunyi tiba-tiba menyergap korban dan memasukkannya ke dalam mobil. Dalam sekejap mata, korban diculik dan dibawa ke rumah PH, salah satu dari kelompok penculik tersebut.

Setelah mengetahui apa yang telah terjadi, suami korban, S, segera melaporkan insiden ini ke Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Bagan Sinembah. Dengan cepat, aparat kepolisian mulai bergerak untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku. Hasilnya, pada Sabtu, 21 Oktober 2023, salah satu pelaku berhasil ditangkap, sementara DH masih dalam pencarian.

"Pelaku menculik korban karena suami korban belum membayar utang," ungkap Kapolres Andrian, menjelaskan latar belakang insiden tersebut. Para pelaku yang terlibat dalam penculikan istri nasabah ini akan dijerat dengan Pasal 328 dan/atau Pasal 333 ayat 1 dan/atau Pasal 55 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Mereka terancam hukuman penjara minimal 12 tahun.

Namun, insiden ini tidak berdiri sendiri. Ternyata, ini hanyalah bagian dari sebuah rangkaian kejadian yang lebih besar. MR (35), seorang wanita di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), menjadi korban penculikan serupa yang dilakukan oleh lima debt collector. Korban ini bahkan disekap di dalam rumah salah satu pelaku.

Kapolres Andrian mengungkapkan, "Pelaku mengurung korban di dalam kamar. Jendela kamar dipaku mati dan pintu kamar dikunci." Kejadian ini bermula dari suami korban, S (41), yang diduga meminjam uang sebesar Rp 100 juta dari seorang rentenir. Karena suami korban belum mampu membayar utang tersebut, sang rentenir memutuskan untuk mengerahkan para debt collector untuk melakukan penagihan.

Saat ini, empat dari lima pelaku penculikan ini sudah berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian. Mereka berinisial MP (43), HT (33), RK (30), dan PH (54). Upaya polisi untuk mengungkap kasus ini dan membawa pelaku ke pengadilan sedang berlangsung dengan serius.

Kejadian ini menjadi peringatan bagi kita semua tentang pentingnya menyelesaikan utang dengan cara yang legal dan etis, tanpa melibatkan tindakan kriminal. Hukum akan selalu berlaku bagi siapa pun yang melanggarnya, termasuk bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan yang merugikan seperti penculikan.

Dalam situasi seperti ini, tentunya, kami akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan informasi terbaru seiring berjalannya proses hukum. Semoga tindakan hukum yang adil dan tegas dapat memberikan keadilan kepada para korban dan menimbulkan efek jera bagi para pelaku.***