PurwakartaOnline.com - Dalam perhelatan politik menjelang Pemilihan Umum, setiap langkah dan keputusan tokoh-tokoh politik menjadi sorotan tajam publik. Salah satu nama yang sedang hangat diperbincangkan adalah Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo, yang sebelumnya merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Belakangan ini, pernyataan dan keputusan Gibran telah menimbulkan kontroversi, sehingga Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, angkat bicara terkait statusnya di partai tersebut.
Gibran sendiri sebelumnya telah mempernyatakan bahwa statusnya di PDIP sudah "clear." Namun, pernyataan tersebut hanya meninggalkan banyak tanda tanya di benak masyarakat. Ketika ditanya lebih lanjut oleh wartawan tentang apa yang dimaksud dengan "clear," Gibran hanya menjawab bahwa pertanyaan tersebut telah dijawabnya sejak minggu lalu. Sikap yang terkesan ambigu ini menjadi sorotan masyarakat yang ingin tahu posisi sebenarnya Gibran dalam PDIP.
Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, memberikan penjelasan terkait mengapa partainya tidak mengambil tindakan resmi untuk memberhentikan Gibran, meskipun telah menjadi cawapres Prabowo Subianto. Basarah menyebut bahwa dalam konteks etika politik, jika seorang tokoh politik sudah berseberangan dengan partainya, maka publik akan menganggap bahwa tokoh tersebut telah keluar.
"Bagi PDI Perjuangan, jika pertanyaannya kenapa tidak diberhentikan? Maka sesungguhnya dalam konteks etika politik, rakyat telah menganggap Gibran keluar dari PDIP, kita bisa lihat dari tanggapan-tanggapan masyarakat tentang hal ini," ujar Basarah.
Basarah menegaskan bahwa tanpa harus ada tindakan resmi, rakyat telah menganggap Gibran keluar dari PDIP. Sikap dan keputusan yang diambil oleh Gibran telah dianggap berseberangan dengan partai.
"Jadi tanpa harus diberhentikan secara resmi, sebenarnya rakyat telah menganggap Mas Gibran keluar dari PDIP karena telah mengambil keputusan keluar dari garis politik partai yang resmi," tambah Basarah.
Basarah juga menyoroti pentingnya etika politik dalam dunia politik. Ia menunggu Gibran untuk menunjukkan iktikad baiknya setelah memutuskan untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto-Mahfud MD, yang berbeda dengan partainya. Setiap partai memiliki aturan mainnya, dan etika politik dianggap sebagai aspek penting dalam menjaga integritas politik.
"Maka setelah dia mengambil sikap, mengambil keluar dari aturan resmi partai, yang tersisa dari Mas Gibran itu adalah sebuah etika politik. Harusnya dia mengundurkan diri secara resmi ketika dia mengambil keputusan keluar dari keputusan PDIP melalui hak prerogatif Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri," tegas Basarah.
Dalam konteks ini, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kedua pasangan ini juga telah menjalani tes pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Subroto. Publik akan terus mengikuti perkembangan politik yang semakin panas menjelang pemilihan, termasuk peran Gibran dalam kontestasi ini.***
Artikel Terkait
Pendistribusian Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Terhambat
Susi Pudjiastuti: Tanggapan Santai Terhadap Ajakan Cak Imin untuk Bergabung dengan Timnas AMIN
Susi Pudjiastuti Anggap Ajakan Cak Imin Sebagai 'Bercanda'
Bobby Nasution Dukung Gibran, Begini Reaksi PDIP!
ANEH! Bobby Nasution Terang-terangan Dukung Prabowo-Gibran
Bobby Nasution Dukung Prabowo-Gibran, PDIP Santai Saja!
Bobby Nasution: Kader PDIP yang Dukung Prabowo-Gibran, Perspektif Politik dan Keluarga
Badminton French Open 2023: Wakil Indonesia Bersiap Berlaga di Perempat Final
Ganjar-Mahfud dapat Dukungan dari Keluarga Gus Dur di Pemilihan Presiden 2024
Anies Cak Imin Bakal Usir Tenaga Kerja Asing Ilegal Sambil Ciptakan Lapangan Kerja Baru