Pendapat Buya Arrazy Hasyim tentang kemenyan dan wewangian!

photo author
- Rabu, 10 Agustus 2022 | 19:00 WIB
Luban atau Kemenyan Arab (Pixabay/xbqs42)
Luban atau Kemenyan Arab (Pixabay/xbqs42)

Baca Juga: Link nonton film 365 days 2, Sub Indo: Bukan di Indo XXI, Drakorindo, Rebahin

Namun yang menyukainya adalah para malaikat dan Nabi Saw. Nabi Saw bersabda:

“Aku diberikan kecenderungan menyukai wewangian dan istri, serta salat sebagai pelipur laraku”. (HR. al-Nasa’i, kualitas hasan).

Para malaikat akan menghadiri tempat-tempat yang harum dan dipenuhi oleh zikir.

Ini berbeda dengan syetan dan jin kafir yang menyenangi tempat-tempat kotor dan bau.
Oleh karena itu, Nabi Saw mengajarkan agar seseorang membaca doa khusus ketika masuk ke toilet.

“Ya Allah aku berlindung dari khubuts (syetan jantan) dan khaba’its (syetan betina)”.

Baca Juga: Legenda musik Indonesia Pas Band dipastikan tampil di Gus Muhaimin Festival di Bandung 14 Agustus 2022

Nabi Saw menyebut khubuts dan khaba’its sebagai nama lain dari syetan.

Dua kata ini pada dasarnya berarti “kotoran dan bau”.

Berdasarkan hal tersebut, tidak mungkin syetan dan jin kafir menyukai tempat yang dipenuhi wewengian, termasuk kemenyan.

Namun demikian, kita harus mengakui bahwa praktik pembakaran kemenyan belakangan ini memang sering dikaitkan dengan mistis, perdukunan, dan kebatinan.

Baca Juga: 102 Daftar Pinjaman Online Fintech berizin resmi OJK 2022

Namun tidak seharusnya kita menutup mata, bahwa panggunaan kemenyan juga masih dilestarikan di banyak wilayah di indonesia.

Menariknya,sebagian mereka telah menggunakan bahan yang berbeda sehingga tidak terkesan “mistis”.

Ini seiring dengan produk parfum alami seperti kasturi (misk) dan za‘faran yang banyak diimpor ke dalam negeri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: ribathnouraniyyah.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X