CIA kembali menyewa seorang penerbang pengebom B-26 berkebangsaan AS dan mengebom kota Ambon di Maluku, sebuah wilayah yang menjadi penyangga sebelum armada RI menyerang pertahanan Belanda di wilayah Irian Barat.
Pilot tersebut adalah Allen Lawrence Pope. Keterlibatan intelijen asing itu membuat kemarahan Bung Karno memuncak. Bagi Bung Karno, Irian Barat bagian dari wilayah NKRI, yang seharusnya sudah berada dalam pangkuan Ibu Pertiwi, tetapi saat itu masih berada di bawah tangan otoritas Pemerintah Belanda.
Baca Juga: Gila tapi nyata, mancing ikan di jalan raya bisa strike bertubi-tubi!
Karena itu, 19 Desember 1961 di Alun-alun Yogyakarta, Bung Karno mengumandangkan Trikora untuk pembebasan Irian Barat dari kolonialisme Belanda. Bung Karno langsung memimpin rapat dengan rakyat Indonesia dan mengajak bangsa Indonesia menggagalkan pembentukan negara Papua, mengibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat, dan menyiapkan mobilisasi umum demi mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan wilayahnya.
Boleh dikatakan, saat itu kekuatan Angkatan Perang RI, termasuk Kepolisian Negara RI, yg terkuat di antara negara-negara Asia, kecuali China. AURI (sebelum menjadi TNI AU) waktu itu dilengkapi beberapa skuadron jet tempur Mig-15, Mig-17, Mig-19, dan Mig-21 yang berpeluru kendali.
Skuadron pengebom terdiri dari pesawat-pesawat Ilyushin-28 dan pengebom jarak jauh TU-16 dengan berpeluru kendali. Juga skuadron pesawat angkut Antonov dan sebagainya.
Baca Juga: Mustika Ratu terancam diboikot, Netizen: Ujungnya selalu bermotif ekonomi!
Angkatan Laut (AL) dilengkapi alutsista canggih, terdiri dari armada kapal perang jenis korvet, kapal perusak (destroyer) dan penjelajah RI-Irian, sebagai kapal bendera (flagship), termasuk 12 kapal selam.
Ada juga motor torpedo boat untuk infiltrasi pasukan dan sukarelawan ke daratan Irian Barat. Korps Komando Operasional (KKO) AL bahkan dilengkapi tank-tank amfibi PT-76 dan peluncur roket berlapis Katyuscha.
Angkatan Darat dilengkapi tank-tank berat, kendaraan lapis baja modern, peluru kendali darat udara yang ditempatkan di sejumlah lokasi strategis di seluruh Indonesia, antara lain di Marunda, Pelabuhan Ratu dan Pulau Sabang. Lengkap dengan radar-radar yang bisa mendeteksi seluruh angkasa Nusantara.
Baca Juga: THR dan Gaji ke-13 fix ditandatangani Presiden Jokowi!
Polri tak ketinggalan. Satuan khusus Resimen Pelopor Brimob dibentuk. Resimen ini dilengkapi senjata khusus Armalite-15 (AR-15) sebagai senjata serbu dan penembak jitu. Untuk menduduki wilayah Irian Barat, dilakukan penerjunan pasukan khusus Resimen Pelopor dipimpin seorang mantan anggota DKP Presiden, Hudaya Maria.
Berkat kesigapan prajurit Indonesia, pesawat Pope akhirnya ditembak jatuh sehingga operasi militer di bawah komando Bung Karno dapat dilakukan. Hingga kini, jatuhnya pesawat Pope masih simpang siur. Versi pertama menyebutkan pesawat Pope ditembak jatuh oleh sebuah pesawat Mustang P-51 AURI yang dipiloti Ignatius Dewanto.
Versi kedua, pesawat Pope jatuh karena tembakan meriam pasukan artileri Anti Serangan Udara TNI. Meskipun dapat menyelamatkan diri dengan parasutnya, Pope ditangkap pasukan TNI di sekitar Ambon. Setelah sembuh dari luka-lukanya, ia kemudian diseret ke Pengadilan Militer di Jakarta dan dijatuhi hukuman mati.
Baca Juga: Ekonomi Kolaboratif dalam bisnis media ala Agus 'Sulis' Sulitriyono
Artikel Terkait
Lintasarta Siap Dukung Penerapan Digital di Berbagai Sektor
Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi dunia usaha di Purwakarta
43 Peluang usaha di kampung atau di desa
Dagang oncom rancatan emas jadi fenomena kekinian!
Ekonomi Kolaboratif dalam bisnis media ala Agus 'Sulis' Sulitriyono
Mustika Ratu terancam diboikot, Netizen: Ujungnya selalu bermotif ekonomi!
Bang Haji jelaskan sejarah kata 'oteng'
Kenapa mobil listrik tidak laku di Indonesia?
5 Rahasia bagaimana Jeff Bezos jadi kaya
5 tingkatan produk, langkah untuk mengevaluasi nilai produk di mata konsumen