Baca Juga: Tugas Caddy Golf adalah memandu, benarkah hanya itu? Yuk kenali lebih dalam!
Ketika itu tak ada kecurigaan sedikit pun dari tim khusus Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang turut dalam rombongan. Mereka beranggapan
yang bersangkutan seorang diplomat AS yang sudah dikenal baik sejak di Yogyakarta.
Selama di AS, yang bersangkutan muncul di beberapa kota yang dikunjungi BK, mulai dari New York, pusat industri mobil di Detroit, hingga pusat pendidikan pasukan khusus AA di Fort Bragg.
Yang dilakukan hanya ngobrol-ngobrol dengan pejabat-pejabat Indonesia yang turut dalam rombongan. Sebut saja, Menlu Roeslan Abdulgani, Sekretaris Negara Mr Tamsil, dan Komandan DKP Mangil Martowidjojo. Terkesan pertemuannya santai-santai saja.
Baca Juga: Ditanya kentut saat makan, Chef Renatta: Semua kentut saya sengaja!
Pada 1957, Palmer muncul lagi di Istana Merdeka Jakarta. Saat itu, ia dikenal sebagai Direktur American Motion Picture Association Indonesia yang berkantor di gedung United States Information Service (USIS) di sebelah Istana Negara.
Ketika pemberontakan separatis oleh PRRI di Padang, Sumatera Barat pecah, peran intelijen AS terdeteksi oleh Badan Intelijen Angkatan Perang waktu itu. Intelijen AS terdeteksi turut aktif membantu PRRI dengan persenjataannya.
Namun, waktu itu, tak ada tanda-tanda terkait dengan Bill Palmer. Justru yang terungkap adalah keterlibatan seorang diplomat Kedubes AS lain di Jakarta. Namanya Hugh Tovar. Ia terdeteksi sebagai Kepala Biro CIA di Indonesia dan membantu PRRI, bahkan Permesta di Manado (Robinson, Geoffrey B, Musim Menjagal: Sejarah Pembunuhan Massal di Indonesia 1965-1966, Oktober 2018, Komunitas Bambu).
Baca Juga: 5 tingkatan produk, langkah untuk mengevaluasi nilai produk di mata konsumen
Namun, dari salah satu sumber di Deplu AS yang bersimpati kepada Indonesia, Bung Karno diberi informasi mengenai keanggotaan Palmer di CIA. Palmer ternyata adalah salah satu agen andalan CIA untuk masalah-masalah Indonesia. Walau sudah mendapat informasi itu, Bung Karno sebagai presiden tak dapat berbuat apa-apa. Pasalnya, Bung Karno tak memiliki bukti-bukti kuat untuk mengambil tindakan terhadap Palmer.
Baru pada 1960-1962, kedok Palmer terungkap ketika dia tertangkap basah tengah membagikan senjata kepada anak buah DI/TII Kartosuwiryo. Ia tepergok di vilanya yang berlokasi di perkebunan teh Gunung Mas Puncak oleh pasukan Kujang 1 Siliwangi. Palmer langsung dipersonanongratakan dan diusir keluar dari Indonesia oleh Presiden Soekarno.
Baca Juga: Struktur Organisasi Partai PKB dari Pusat hingga wilayah RT
Pope dan Jalan Gatot Subroto
Berhentikah infiltrasi intelijen AS pasca-Palmer? Ternyata tidak. Saat Indonesia ingin merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda, Bung Karno yang memimpin komando dengan menyerukan Tiga Komando Rakyat (Trikora) juga diusik.
Artikel Terkait
Lintasarta Siap Dukung Penerapan Digital di Berbagai Sektor
Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi dunia usaha di Purwakarta
43 Peluang usaha di kampung atau di desa
Dagang oncom rancatan emas jadi fenomena kekinian!
Ekonomi Kolaboratif dalam bisnis media ala Agus 'Sulis' Sulitriyono
Mustika Ratu terancam diboikot, Netizen: Ujungnya selalu bermotif ekonomi!
Bang Haji jelaskan sejarah kata 'oteng'
Kenapa mobil listrik tidak laku di Indonesia?
5 Rahasia bagaimana Jeff Bezos jadi kaya
5 tingkatan produk, langkah untuk mengevaluasi nilai produk di mata konsumen