Purwakarta Online - Sejak zaman kepemimpinan Presiden Soekarno di awal kemerdekaan, Badan Intelijen dari Amerika Serikat (CIA) senantiasa memusatkan perhatiannya pada Indonesia.
Apakah saat ini CIA masih mengirimkan Intel untuk mengawasi dan mengumpulkan informasi mengenai Indonesia? Ya, setidaknya kita diingatkan oleh sebuah utasan di Twitter yang ditulis oleh akun @Perilotus pada tengah malam tadi (18/4/2022).
Sejauh mana keakuratan tulisan yang disampaikan @Perilotus kita tidak bisa mengukur. Tapi ada baiknya kita baca, kemudian kita renungkan bersama. Berikut kita simak utasan yang dimaksud:
Baca Juga: Hotman punya Aspri baru, cewek hot masih muda dan cantik!
Terungkapnya intel Iran, Gaseem Saberi Gilchalan, yang memalsukan belasan paspor sebagaimana dilaporkan Kompas, Desember 2021, membuka ingatan saya saat intelijen AS dan Inggris berkeliaran di Indonesia sejak Indonesia merdeka hingga jatuhnya Presiden Soekarno.
Banyak kalangan tak mengetahui bahwa di era kepemimpinan BK (Bung Karno -red) sebagai presiden, Indonesia pernah diobok-obok oleh ulah Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA), yang berhasil masuk ke Indonesia.
CIA masuk dengan berbagai cara dan muslihat yang luar biasa halusnya sehingga tidak terdeteksi oleh badan-badan intelijen Indonesia ataupun komunitas intelijen Indonesia.
Baca Juga: Akun @cineyar protes, merasa Umat Hindu dipersulit sembahyang di Candi Prambanan
Peranan Bill Palmer (Agen CIA)
Salah satu agen CIA itu adalah Bill Palmer. Sejak Pemerintah Indonesia hijrah ke Yogyakarta, 1946, Palmer sudah muncul dalam acara-acara di Gedung Negara Yogyakarta. Secara samar-samar masih terekam dalam ingatan penulis wajah dan sosok tubuhnya yang gempal, berbicara serius dengan BK. Orangnya sangat ramah dan kelihatannya penuh humor karena pembicaraan keduanya diselingi tawa terbahak-bahak.
Setelah perang kemerdekaan, untuk beberapa saat sosok Palmer menghilang bertahun-tahun. Tiba-tiba dia muncul lagi ketika penulis mengikuti kunjungan kenegaraan Presiden ke AS pada 1956 di Washington DC, ia datang berkunjung ke penginapan Presiden RI di Blair House.
Seperti biasa, ia kemudian berbincang-bincang gembira dengan BK layaknya sahabat lama yang bertemu lagi. Namun, saat itu, tubuhnya sudah gemuk dan agak botak. Saat hendak meninggalkan penginapan, ia menyodorkan uang 200 dollar AS kepada penulis. Katanya, untuk berbelanja.
Artikel Terkait
Lintasarta Siap Dukung Penerapan Digital di Berbagai Sektor
Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi dunia usaha di Purwakarta
43 Peluang usaha di kampung atau di desa
Dagang oncom rancatan emas jadi fenomena kekinian!
Ekonomi Kolaboratif dalam bisnis media ala Agus 'Sulis' Sulitriyono
Mustika Ratu terancam diboikot, Netizen: Ujungnya selalu bermotif ekonomi!
Bang Haji jelaskan sejarah kata 'oteng'
Kenapa mobil listrik tidak laku di Indonesia?
5 Rahasia bagaimana Jeff Bezos jadi kaya
5 tingkatan produk, langkah untuk mengevaluasi nilai produk di mata konsumen