Alasan Sriwijaya Menganut Sistem Kedatuan
Mengapa Kerajaan Sriwijaya memilih sistem kedatuan?
Menurut Pradhani dalam bukunya Sejarah Hukum Maritim Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dalam Hukum Indonesia Kini, sistem ini cocok untuk kerajaan yang fokus pada kemaritiman dan perdagangan.
Sriwijaya, sebagai kerajaan maritim terbesar, membutuhkan sistem pemerintahan yang fleksibel namun kuat untuk mengelola wilayah yang luas dan strategis.
Baca Juga: Profil Lengkap Syakirah, Seleb TikTok Viral yang Kini Menghilang dari Media Sosial
Beberapa alasan lain yang mendasari pilihan sistem kedatuan adalah:
1. Fokus pada Perdagangan
Sriwijaya lebih mengutamakan jaringan perdagangan daripada ekspansi militer.
2. Penyebaran Agama Buddha
Sistem ini mendukung penyebaran agama Buddha yang kuat di Asia Tenggara.
3. Struktur Pemerintahan yang Tidak Terlalu Sentralistik
Hal ini memungkinkan mandala-mandala untuk mengelola wilayahnya secara mandiri.
Baca Juga: Teddy Indra Wijaya Naik Pangkat Jadi Letkol, TNI AD Tegaskan Sesuai Aturan yang Berlaku
Warisan Sistem Kedatuan dalam Sejarah Nusantara
Sistem kedatuan Kerajaan Sriwijaya tidak hanya menjadi fondasi politik yang kuat, tetapi juga meninggalkan warisan penting dalam sejarah Nusantara.
Artikel Terkait
Penyebab Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Candi Muaro Jambi, Jejak Kehidupan Makmur di Kerajaan Sriwijaya
Candi Biaro Bahal, kompleks candi Buddha terluas di Sumatera Utara dari Era Kerajaan Sriwijaya
Keagungan Candi Muara Takus, Jejak Megah Kerajaan Sriwijaya
Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya, Antara Kekuatan Maritim dan Perdagangan
Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya, Jejak Peradaban Maritim di Asia Tenggara
Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya, Misteri Nama-Nama Raja yang Berpengaruh
Misteri Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya: Gemilang, Teka-Teki, dan Akhir yang Tak Terungkap
Mengungkap Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya, Antara Kebesaran dan Kehancuran
Raja Dapunta Hyang, Menyulap Kerajaan Sriwijaya Menuju Kekuasaan Maritim