Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya, Mengungkap Sistem Kedatuan yang Maju dan Berpengaruh

PURWAKARTA ONLINE - Kerajaan Sriwijaya, salah satu kerajaan bercorak Buddha tertua di Nusantara, tidak hanya dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar, tetapi juga memiliki sistem politik yang maju dan terstruktur.

Berpusat di tepian Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya dari abad ke-7 hingga ke-13 Masehi.

Salah satu aspek yang menarik dari kerajaan ini adalah sistem politiknya yang menganut sistem kedatuan.

Baca Juga: Geely Auto Kembali ke Indonesia dengan Mobil Listrik EX5, Siap Guncang Pasar Otomotif Nasional!

Sistem Kedatuan, Fondasi Politik Kerajaan Sriwijaya

Sistem kedatuan merupakan bentuk pemerintahan yang unik, di mana kekuasaan dipegang oleh para datu—orang yang dihormati atau sesepuh.

Datu-datu ini berkumpul dalam sebuah mandala (provinsi) yang membentuk jaringan pemerintahan yang kuat.

Setiap mandala dipimpin oleh seorang datu yang berperan sebagai primus interpares (yang pertama di antara yang sederajat).

Baca Juga: Tesis Kyai Imaduddin PDF, Mengungkap Kesahihan Nasab Habib di Indonesia - Analisis Kritis Karya KH Imaduddin Utsman al-Bantani

Artinya, datu tidak hanya bertindak sebagai pemimpin politik, tetapi juga sebagai figur yang dihormati layaknya orang tua.

Pemilihan datu dilakukan secara selektif, biasanya dari keturunan kerajaan.

Putra mahkota atau Yuwaraja menempati posisi tertinggi, diikuti oleh Pratiyuwaraja dan Rajaputra yang merupakan anak dari selir dan tidak memiliki hak atas tahta.

Sistem ini menunjukkan tingkat hierarki yang jelas dan terstruktur dalam kehidupan politik Sriwijaya.

Baca Juga: Biodata Ade Astrid, Penyanyi Dangdut Cantik Asal Bandung yang Sedang Trending di YouTube