pertanian

Proyek Imah Hejo: Pertanian Terpadu Skala Kecil di Pedesaan Purwakarta

Rabu, 5 November 2025 | 20:52 WIB
Ichwansyah Wiradimadja membuat Proyek Imah Hejo di pedesaan Purwakarta: pertanian terpadu skala kecil, mandiri pangan, organik, dan ramah lingkungan. (Dok. PURWAKARTA ONLINE)

Small Scale Integrated Farming at Imah Hejo, Purwakarta Regency

PURWAKARTA ONLINE - Rabu malam, 5 November 2025. Hujan gerimis mengguyur Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta. Saya bersama Ichwansyah Wiradimadja, mahasiswa Pascasarjana UNPAD sekaligus lulusan dua jurusan, Pertanian dan Peternakan UNPAD, turun langsung ke lapangan, ke kebun kecil di belakang rumah saya, atau biasa disebut Imah Hejo.

Sepatu bot, caping, dan senter HP jadi perlengkapan utama. Gelap? Ya. Malam ini kami mulai Proyek Imah Hejo, simulasi pertanian terpadu skala kecil di halaman belakang rumah.

Konsep Imah Hejo

“Imah Hejo” di sini Icwang punya arti lain, yaitu singkatan dari Integrasi Mandiri Agroekologi Holistik Hemat, Efisien, Jujur, Organik. Luas lahannya sekitar 600 meter persegi (15 x 40 meter).

Tujuan utamanya sederhana, yaitu memenuhi kebutuhan pangan keluarga, yang terdiri dari 5 perut, yaitu saya, istri, dan tiga anak laki-laki berusia 14, 8, dan 4 tahun.

Tiga unsur utama sistem ini: tumbuhan, hewan, dan ikan. Menurut Icwang, hewan dan ikan harus dipisah, baik secara ilmiah maupun sesuai pandangan dalam Al-Qur’an.

Unsur Tumbuhan

Kami menanam secukupnya, sesuai kebutuhan keluarga. Tidak untuk dijual.

Kata Icwang, “Kalau monokultur kebanyakan, hama gampang datang.” Jadi kami tanam beragam jenis tanaman, tanpa bedengan, tanpa pupuk kimia, dan tanpa pestisida. Semua serba alami.

Tanaman yang sudah ada di lahan Imah Hejo antara lain:

  1. Pisang
  2. Nangka
  3. Jambu batu
  4. Alpukat
  5. Pepaya
  6. Jipang (labu Siam)
  7. Kopi arabika dan robusta
  8. Jeruk lemon
  9. Pohon salam
  10. Bawang daun
  11. Teh
  12. Sengon
  13. Singkong (daunnya untuk lalapan harian)

Unsur Hewan dan Ikan

Untuk unsur hewan, Icwang menyarankan pilihan antara ayam, bebek, dan puyuh. Atau ketiganya bisa dikombinasikan sesuai kapasitas lahan. Selain menghasilkan telur dan daging, kotorannya bisa diolah menjadi pupuk organik.

Sedangkan untuk ikan, lele jadi pilihan utama. Rencananya dibuat kolam kecil, cukup untuk konsumsi rumah tangga. Air kolam nantinya bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman saat musim kemarau, sehingga tidak ada yang terbuang.

Halaman:

Tags

Terkini