Small Scale Integrated Farming at Imah Hejo, Purwakarta Regency
PURWAKARTA ONLINE - Rabu malam, 5 November 2025. Hujan gerimis mengguyur Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta. Saya bersama Ichwansyah Wiradimadja, mahasiswa Pascasarjana UNPAD sekaligus lulusan dua jurusan, Pertanian dan Peternakan UNPAD, turun langsung ke lapangan, ke kebun kecil di belakang rumah saya, atau biasa disebut Imah Hejo.
Sepatu bot, caping, dan senter HP jadi perlengkapan utama. Gelap? Ya. Malam ini kami mulai Proyek Imah Hejo, simulasi pertanian terpadu skala kecil di halaman belakang rumah.
Konsep Imah Hejo
“Imah Hejo” di sini Icwang punya arti lain, yaitu singkatan dari Integrasi Mandiri Agroekologi Holistik Hemat, Efisien, Jujur, Organik. Luas lahannya sekitar 600 meter persegi (15 x 40 meter).
Tujuan utamanya sederhana, yaitu memenuhi kebutuhan pangan keluarga, yang terdiri dari 5 perut, yaitu saya, istri, dan tiga anak laki-laki berusia 14, 8, dan 4 tahun.
Tiga unsur utama sistem ini: tumbuhan, hewan, dan ikan. Menurut Icwang, hewan dan ikan harus dipisah, baik secara ilmiah maupun sesuai pandangan dalam Al-Qur’an.
Unsur Tumbuhan
Kami menanam secukupnya, sesuai kebutuhan keluarga. Tidak untuk dijual.
Kata Icwang, “Kalau monokultur kebanyakan, hama gampang datang.” Jadi kami tanam beragam jenis tanaman, tanpa bedengan, tanpa pupuk kimia, dan tanpa pestisida. Semua serba alami.
Tanaman yang sudah ada di lahan Imah Hejo antara lain:
- Pisang
- Nangka
- Jambu batu
- Alpukat
- Pepaya
- Jipang (labu Siam)
- Kopi arabika dan robusta
- Jeruk lemon
- Pohon salam
- Bawang daun
- Teh
- Sengon
- Singkong (daunnya untuk lalapan harian)
Unsur Hewan dan Ikan
Untuk unsur hewan, Icwang menyarankan pilihan antara ayam, bebek, dan puyuh. Atau ketiganya bisa dikombinasikan sesuai kapasitas lahan. Selain menghasilkan telur dan daging, kotorannya bisa diolah menjadi pupuk organik.
Sedangkan untuk ikan, lele jadi pilihan utama. Rencananya dibuat kolam kecil, cukup untuk konsumsi rumah tangga. Air kolam nantinya bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman saat musim kemarau, sehingga tidak ada yang terbuang.
Artikel Terkait
Teh Zaenx Makmur Siap Ramaikan Stan UMKM Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025 di Purwakarta
Penyuluh dan Petani Purwakarta Sepakat Revolusi Produksi Padi di Temu Teknis 2025!
Temu Teknis Pertanian Purwakarta 2025, Penyuluh dan KTNA Siap Wujudkan Swasembada Pangan
Ribuan Tanaman Dimusnahkan di Purwakarta, Benih Ilegal yang Terdeteksi Bawa Bakteri Mematikan!
Ribuan Tanaman Dimusnahkan di Purwakarta, Kabid Kukun: Awasi Benih Bersama Masyarakat, Jangan Hanya Pemerintah!
Kenapa Cangkok Bisa Gagal? Ini Rahasianya Kalau Kambium Tidak Dikerok!
Perbanyakan Tanaman, Kunci Mandiri Bibit Unggul bagi Petani Purwakarta
Petani Peserta Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025 Akan Disuguhi Pertunjukan Air Mancur Taman Sri Baduga Purwakarta
Update Harga Sayuran di Pasar Induk Cibitung 26 Oktober Malam Hari: CMK Naik Lagi, Oyong Kosong!
Souvenir Sunatan Jadi Viral, Teh Zaenx Makmur Jadi Simbol Gotong Royong Petani Purwakarta