PURWAKARTA ONLINE - Melihat prakiraan cuaca berdasarkan BMKG hari ini 7 Agustus 2025 di semua kecamatan di Kabupaten Purwakarta diperkirakan hujan 55% sampai 98%. Kemudian suhu 20 derajat sampai 30 derajat Celcius.
Biasanya di bulan Juni, Juli, Agustus sampai September itu di Purwakarta panen cengkeh (bunga cengkeh/Syzygium aromaticum). Dengan cuaca seperti ini andai saja panen cengkeh sedang bagus tentu para petani akan sangat repot menjemur.
'Untung saja' tahun ini panen cengkeh bagaimana manggis juga tidak bagus. Di Kebun saya sendiri yang berbuah itu hanya pohon cengkeh yang kecil, sementara yang pohonnya besar tidak berbuah. Karena pohon kecil produksinya sangat rendah, bisa disebut tahun 2025 ini saya tidak panen cengkeh.
Baca Juga: Apa Kabar Usaha Tani Teh di Purwakarta?
Tetapi bulan Juli kemarin, cuaca cukup panas atau kemarau lumayan panjang mungkin ada yang lebih dua minggu tidak turun hujan. Kondisi demikian biasanya akan memberikan kesempatan kepada pohon manggis dan cengkeh untuk berproses lalu berbuah di musim yang akan datang.
Apakah ini benar demikian? Ya itulah yang kami percaya, Kami para petani biasanya yakin musim panen tahun depan akan lebih bagus jika ada panas minimal 2 minggu di pertengahan tahun.
Sepertinya kita harus melihat literatur apakah ada yang menyebutkan demikian? Mengutip Aminah (2020), pertumbuhan dan perkembangan tanaman dari hari ke hari sejak penebaran benih sampai selesai satu siklus tanaman semusim atau hingga sepanjang umur tanaman perenial (tahunan) sangat dipengaruhi oleh cuaca sekitar. Sedangkan pengaruh jangka panjang ditentukan atau dipengaruhi oleh kondisi iklim.
Baca Juga: Good Morning Agustus! Pagi Cerah Menuju Pribadi yang Terarah
Jika panen cengkeh sedang bagus, maka akan sangat mudah kita menemukan pemandangan aneh di Purwakarta, yaitu jalan aspal di desa-desa dipakai tempat untuk menjemur cengkeh. Sementara tahun ini, pemandangan tersebut tidak saya temukan.
Tentu tidak semua kecamatan di Kabupaten Purwakarta mengahasilkan cengkeh, sepanjang yang saya tahu, dominasi produksi cengkeh di Kabupaten Purwakarta terdapat di wilayah selatan, yang berdekatan dengan Gunung Burangrang seperti; Kecamatan Darangdan, Kecamatan Bojong, Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Kiarapedes dan Kecamatan Pondoksalam. Tetapi jika diteliti secara seksama, di berbagai kecamatan lain juga bisa kita temukan pohon cengkeh, seperti di Pasawahan, Cibatu, Tegalwaru dan Plered.
Lalu kita berandai-andai, jika panen cengkeh bagus, tetapi kondisi cuaca seperti saat ini apa yang akan terjadi? Melihat pengalaman sebelum-sebelumnya, akan berdampak pada rendahnya harga.
Baca Juga: Perbedaan Hukum di Indonesia Sebelum dan Sesudah kemerdekaan
Terlalu banyak hujan, petani cenderung enggan menjemur sendiri cengkehnya. Setelah dipanen, kemudian dipipil langsung dijual ke pengepul atau bandar lokal.
Dengan pertimbangan, jika jemuran cengkeh terkena air hujan maka cengkeh kering yang dihasilkan akan dinilai berkualitas rendah, dengan tanda fisik seperti berjamur (putih), orang Purwakarta menyebutnya 'bulukan'. Cengkeh dengan kondisi ini pastinya sangat murah dibandingkan dengan harga cengkeh kering berkualitas baik.
Artikel Terkait
Inovasi Matcha Khas Purwakarta, Kolaborasi Petani Muda hingga Dukungan Agribisnis Lokal
Matcha: Teh Hijau Premium yang Mulai Diproduksi Petani Inovatif Asal Purwakarta
Petani Purwakarta Tutup Kebun Teh, Strategi Rahasia Bikin Matcha Lokal Kualitas Tinggi
Matcha Khas Purwakarta Mulai Diracik, Inovasi Petani Muda Bangkitkan Teh Lokal
Purwakarta Siap Punya Matcha Sendiri, Petani Teh Lakukan Inovasi demi Bertahan di Tengah Krisis
Apa Bedanya Matcha dan Teh Hijau Biasa? Petani Teh Purwakarta Ungkap Proses Khusus Produksi Matcha
Inovasi Matcha Khas Purwakarta, Upaya Anak Muda Selamatkan Pertanian Teh yang Terancam
Rahasia di Balik Matcha Purwakarta, Inovasi Pucuk Teh Lokal
Inovasi Matcha Khas Purwakarta, Ciptakan Produk Unggulan demi Selamatkan Pertanian Teh Lokal
Apa Kabar Usaha Tani Teh di Purwakarta?