Apa Kabar Usaha Tani Teh di Purwakarta?

photo author
- Rabu, 6 Agustus 2025 | 17:16 WIB
Lima OPT serang kebun teh Poktan Barong Mulya Purwakarta. Petugas POPT dari Disbun Jabar lakukan pengamatan di lapangan (Kamis, 17/7/2025). (Dok. PURWAKARTA ONLINE/Enjang Sugianto)
Lima OPT serang kebun teh Poktan Barong Mulya Purwakarta. Petugas POPT dari Disbun Jabar lakukan pengamatan di lapangan (Kamis, 17/7/2025). (Dok. PURWAKARTA ONLINE/Enjang Sugianto)

PURWAKARTA ONLINE - Usaha tani teh (budidaya tanaman teh) di Kabupaten Purwakarta mungkin hari ini tidak begitu baik, bukan hanya mengenai harga rendah pucuk teh di tingkat petani.

Saya sebagai petani teh generasi ke-3 di keluarga, menyadari adanya perbedaan dalam tata cara pembudidayaan teh, terutama dalam hal pemeliharaan. 

Dulu saat saya kecil, melihat bagaimana ibu saya (Yoyoh Yohanah) bertani teh itu benar-benar sangat disiplin. Beliau melaksanakan aturan-aturan budidaya teh sesuai dengan apa yang diajarkan oleh para Penyuluh Pertanian. 

Konon, kakek saya (H. Makmur) menanam teh itu siang dan malam setiap ada kesempatan. Kenapa malam juga menanam teh? Karena siangnya harus bekerja menjadi buruh tani di kebun orang lain. 

Jika malam hari sedang terang bulan dan pencahayaan cukup baik, maka kakek akan pergi ke kebun dan menanam teh. Setidaknya itulah yang cerita yang selalu saya dapatkan dari ibu dan nenek saya. 

Kakek saya, Haji Makmur meninggal tahun 1995 saat menunaikan ibadah haji. Saat itu usia saya sekitar 11 tahun, belum banyak memperhatikan bagaimana cara kakek bekerja di kebun. Tetapi cerita kakek bertani saya peroleh di kemudian hari, dari keluarga maupun dari para tetangga.

Meskipun saya sekolah D3 pertanian (PEDCA), sementara ibu dan kakek saya tidak sekolah (ibu saya berhenti sekolah kelas 4 karena sakit). Tetapi kemampuan usaha tani teh saya ternyata kalah telak jika dibandingkan dengan mereka berdua.

Sekadar contoh, saat ini saya panen pucuk teh setiap 25 sampai 30 hari. Berbeda dengan saat diurus oleh ibu dan kakek, panen dilakukan setiap 14 Hari.

Kemudian pemangkasan (rejuvinasi) pohon teh itu dilakukan sesuai dengan aturan, sehingga produktivitas setiap kebun teh benar-benar terjaga.

Sekarang kita coba perluas cakupannya, kita tengok bagaimana usaha tani teh di Purwakarta, apakah sama dengan apa yang saya alami?

Sangat mudah untuk berasumsi jika saat ini usaha tani teh di Kabupaten Purwakarta sedang mengalami kelesuan, dengan berbagai faktor penyebab, terutama harga pucuk teh yang relatif murah. 

Berangkat dari asumsi ini, tentu perlu dilakukan penelitian lebih mendalam. Saya akan melakukan riset agar bisa dipastikan bagaimana kondisi sebenarnya dan apakah usaha tani budidaya teh ini masih relevan untuk dijalankan?

Saya punya rekan, seorang mahasiswa pascasarjana dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) yaitu Ichwansyah Wiradimadja. Saya kira beliau akan bersedia membantu saya untuk melakukan riset ini. 

Perhatian Pemerintah Terhadap Budidaya Tanaman Teh

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X