Menguak Laku Tapa Prabu Siliwangi di Hulu Citarum: Jalan Sunyi Sang Raja Menuju Cahaya Islam

photo author
- Rabu, 12 November 2025 | 07:00 WIB
Mata air Citarum, Situ Cisanti, Bandung. Penelitian terbaru mengungkap sisi spiritual Prabu Siliwangi di mata air Citarum. Tapa dan penyucian diri yang ia lakukan bukan sekadar ritual, tapi pencarian makna hidup dan kebenaran Islam. (Traveloka)
Mata air Citarum, Situ Cisanti, Bandung. Penelitian terbaru mengungkap sisi spiritual Prabu Siliwangi di mata air Citarum. Tapa dan penyucian diri yang ia lakukan bukan sekadar ritual, tapi pencarian makna hidup dan kebenaran Islam. (Traveloka)

Menurut penelitian Basor dkk., praktik itu mencerminkan pencarian spiritual yang selaras dengan nilai-nilai Islam, khususnya dalam tasawuf.

Di tempat itu pula Prabu Siliwangi diyakini berdoa, merenung, dan mencari pemahaman tentang Tuhan yang satu.

Baca Juga: Harga Sayuran dan Cabai 10 November: Cabe Rawit Mulai Naik, Tomat Turun Tajam p

Air Citarum dipilih bukan tanpa alasan. Dalam simbolisme Sunda, air adalah lambang kesucian, ketenangan, dan kehidupan.

Maka menyucikan diri di sumber air berarti menempuh jalan untuk membersihkan jiwa dari segala keserakahan dunia.

Dari Ritual ke Tauhid

Menariknya, laku spiritual Prabu Siliwangi tidak berhenti pada ritual belaka. Ia adalah proses transformasi batin.

“Tapa dan penyucian diri Prabu Siliwangi menunjukkan upaya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan cara memahami makna hidup,” tulis Basor dkk. dalam jurnal tersebut.

Baca Juga: Istana Singgung Pembatasan PUBG Usai Ledakan SMAN 72 Jakarta, Sempat Bahas Fatwa Haram hingga Ancaman Pemblokiran

Dengan cara itu, Prabu Siliwangi bisa dipandang sebagai figur yang menembus batas zaman. Ia bukan hanya raja duniawi, tapi juga pencari Tuhan.

Melalui tapanya di Citarum, Prabu Siliwangi membuka jalan bagi harmoni antara tradisi lokal Sunda dan ajaran Islam, sebuah bentuk dakwah kultural yang lembut dan berakar pada tanah sendiri.

Islam Datang dengan Damai

Dalam sejarah, Prabu Siliwangi dikenal toleran terhadap ajaran Islam.

Ia bahkan menikahi Subang Larang, seorang bangsawan Muslimah, dan membebaskan anak-anaknya memeluk Islam.

Baca Juga: KUR BRI Dongkrak Omzet UMKM hingga Double Digit, Bukti Ekonomi Kerakyatan Terus Tumbuh

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Jurnal Metahumaniora

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X