Fakta mengejutkan terungkap dari keluarga korban.
Menurut Sukarno (65), ayah Dea, putrinya sudah tiga bulan terakhir menerima ancaman dari seseorang.
"Rumah pernah dilempari cat. Orang itu juga pernah masuk ke rumah. Sekali sempat dipergoki pembantu, lalu kabur," jelasnya.
Ancaman itu tidak hanya berupa teror fisik, tapi juga pesan WhatsApp berisi ancaman pembunuhan.
Ibu korban, Yuli Ismawati (55), mengatakan putrinya pernah diminta menjauhi seseorang.
Dugaan awal, masalah ini berkaitan dengan bantuan Dea memasukkan orang untuk bekerja di sektor pariwisata PJT II.
"Kami sudah sarankan lapor polisi dan pasang CCTV. Bahkan sudah lapor ke Babinsa dan Polsek Jatiluhur, tapi tidak ada yang datang," ungkap Yuli.
Korban Dikenal Perhatian dan Sayang Keluarga
Adik korban, Rafi Karisma, mengingat kakaknya sebagai sosok penyayang.
"Teteh suka nawarin jajan kalau ketemu, sayang sama keluarga," ujarnya.
Pertemuan terakhir terjadi pada Sabtu (9/8/2025), saat keluarga besar berkunjung ke rumah korban di Jatiluhur.
Baca Juga: Karya dan Pengaruh Ismail Al-jazari dalam Sejarah Teknologi
Penyelidikan Polisi