Tiba-tiba Trump Perpanjang Gencatan Perang Dagang AS–China 90 Hari, Tarif Tetap Mencekik

photo author
- Rabu, 13 Agustus 2025 | 16:00 WIB
Presiden China, Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS, Donald Trump (kanan). ((Instagram.com / @xi_jinping - @realdonaldtrump))
Presiden China, Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS, Donald Trump (kanan). ((Instagram.com / @xi_jinping - @realdonaldtrump))

PURWAKARTA ONLINE - Dunia dagang internasional kembali bernafas lega… setidaknya untuk sementara.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi memperpanjang gencatan senjata perang dagang dengan China selama 90 hari, hingga 10 November 2025 mendatang.

Keputusan ini diambil hanya beberapa jam sebelum tenggat waktu pada Selasa (12/8/2025), saat tarif baru seharusnya mulai berlaku.

Dalam pernyataan resmi yang ditandatangani pada Senin (11/8), Trump menegaskan bahwa Washington dan Beijing masih melanjutkan perundingan untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan serta isu keamanan nasional dan ekonomi.

Baca Juga: Mengapa Karya William Shakespeare dari Avon Tetap Memikat Dunia hingga Kini?

Menanggapi langkah tersebut, pemerintah China juga mengumumkan penangguhan sebagian besar tarif balasan terhadap AS selama periode yang sama.

Melalui pernyataan resmi Kedutaan Besar China di Washington, Beijing menyebut kesepakatan itu mengacu pada hasil pertemuan rahasia di Stockholm.

“Kami berharap AS terus bekerja sama dengan China untuk meningkatkan saling pengertian, mengurangi kesalahpahaman, dan memperkuat hubungan melalui dialog,” tulis pernyataan tersebut, dikutip Financial Times.

Meski ada masa tenang, tarif yang ada tetap mencekik. AS tetap memberlakukan tarif tambahan 30% untuk barang impor dari China, sehingga rata-rata tarif kini melampaui 50%.

Baca Juga: Viral! Amalia Mutiya Zain Ukhti Cantik Jawa Tengah yang Namanya Jadi Rebutan Netizen

China menerapkan tarif 10% untuk semua barang AS, ditambah 10–15% untuk komoditas penting seperti kedelai dan energi.

Artinya, bisnis dan konsumen di kedua negara masih harus menanggung beban harga tinggi.

Salah satu poin sensitif dalam negosiasi adalah pembatasan ekspor chip canggih.

Trump kini membuka pintu bagi perusahaan semikonduktor AS seperti Nvidia dan AMD untuk mengekspor chip ke China dengan imbalan biaya tertentu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X