PURWAKARTA ONLINE - Opini: Kepercayaan publik (trust) adalah modal politik yang tak ternilai.
Sayangnya, berbagai survei termasuk Kompas dan lembaga-lembaga lain menunjukkan bahwa partai politik masih menjadi institusi dengan citra paling rendah di mata masyarakat.
Kondisi ini tidak hanya menjadi catatan kecil, melainkan pekerjaan rumah besar yang harus segera dibenahi oleh partai-partai politik. Sebab, dari rahim partai inilah para pemimpin legislatif maupun eksekutif lahir.
Jika partai tidak mampu menjaga kepercayaan publik, bagaimana mungkin melahirkan pemimpin yang kredibel?
Baca Juga: BRI Dorong Literasi Finansial Generasi Muda Lewat BRImo dan Edukasi Menabung Sejak Dini
Di sisi lain, pemerintah saat ini menghadapi ujian berupa reshuffle kabinet. Presiden Prabowo, sejak awal pembentukan Kabinet Merah Putih, sudah menegaskan bahwa evaluasi akan dilakukan secara berkala: enam bulan hingga satu tahun sekali.
Karena itu, perombakan menteri sebenarnya bukan sesuatu yang mengejutkan. Namun, momentum reshuffle kali ini tidak bisa dilepaskan dari dinamika politik dan tekanan publik, terutama pasca demonstrasi besar yang bahkan menelan korban jiwa serta kerusuhan yang berujung pada penjarahan.
Pertanyaan penting muncul: apakah pergantian para menteri murni soal kinerja atau ada pertimbangan politik?
Menteri Keuangan misalnya, menjadi sorotan tajam karena isu ekonomi adalah problem paling nyata yang dirasakan masyarakat: sulitnya lapangan kerja, harga kebutuhan pokok yang terus naik, dan beban pajak yang kian berat.
Baca Juga: Komunitas Bahasa Jepang di Madrasah Aliyah YPPA Cipulus Purwakarta
Survei-survei publik selalu menempatkan persoalan ekonomi sebagai prioritas utama yang harus segera dijawab pemerintah.
Maka, wajar jika kementerian yang menjadi “jantung” kebijakan fiskal negara disorot lebih keras. Namun, transparansi dalam reshuffle ini masih menjadi catatan.
Publik tidak pernah mendapat penjelasan rinci mengapa seorang menteri dicopot dan siapa yang dipilih sebagai penggantinya.
Akibatnya, spekulasi berkembang: apakah ini benar-benar soal kinerja, ataukah sekadar bagian dari konstelasi politik? Terlepas dari itu, yang paling ditunggu masyarakat hanyalah perbaikan nyata.
Artikel Terkait
Kota Lumpuh, Bandara Tetap Jalan: Banjir Besar Denpasar Ungkap Kontras Wajah Bali
Banjir Besar Bali Renggut 14 Nyawa, Puan: Ini Ujian Nyata Negara Lindungi Rakyatnya?
Mengerikan! Tsunami dari Langit 14 Tewas dalam Banjir Bali, Kota Lumpuh, Rakyat Menangis
Menkeu Baru Purbaya Dapat Peringatan Global: Jangan Terjebak Belanja Sosial Berlebihan!
SMPN 2 Kiarapedes Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Penuh Khidmat
APBD Minus: Defisit “Normalisasi Negatif” di Daerah yang Tak Lagi Bisa Diam
Ketika Pejabat Makan Kepiting dan Rakyat Mengais Sampah: Bennix Bongkar Wajah Busuk Kekuasaan
Transfer Pusat Dipangkas & PBB Dinaikkan: Ketika Daerah Terjepit di Antara Defisit & Hutang Negara
Ramalan Zodiak Lengkap Sabtu 13 September 2025: Cinta, Karier, dan Keuangan Hari Ini
Meriah! Masjid Jami Al-Makmur Legokbarong Gelar Maulid Nabi Muhammad SAW