Ketika Pejabat Makan Kepiting dan Rakyat Mengais Sampah: Bennix Bongkar Wajah Busuk Kekuasaan

photo author
- Sabtu, 13 September 2025 | 14:05 WIB
Investor saham, Benny Batara Hutabarat alias Bennix.  Bennix sebut demo bukan soal tunjangan, tapi soal keadilan: pejabat hidup mewah, rakyat berkubang derita. (Dok. YouTube Bennix)
Investor saham, Benny Batara Hutabarat alias Bennix. Bennix sebut demo bukan soal tunjangan, tapi soal keadilan: pejabat hidup mewah, rakyat berkubang derita. (Dok. YouTube Bennix)

PURWAKARTA ONLINE - Di satu sisi terlihat gambaran citra negara yang makmur: pejabat negeri makan kepiting, lobster, seafood mewah seharga jutaan rupiah, menikmati anggur mahal citra pajangan kemewahan yang melampaui batas.

Di sisi lain, begitu banyak rakyat yang menderita: ada yang kelaparan, mencari makanan di tempat sampah, bergumul dengan harga beras dan sembako yang melambung tinggi.

Itulah realita yang diangkat oleh Bennix, YouTuber kritis yang mencoba membongkar ketidakadilan sistemik.

Mengenai hal ini, sudah banyak yang mulai muak.

Baca Juga: Charlie Kirk Ditembak Mati! Dunia Geger, Demokrasi Global Diteror di Tengah Panggung Politik AS

Demonstrasi Massa Tidak Lagi Sebatas Tuntutan Ekonomi

Video dari Bennix bukan hanya soal pengeluaran pejabat atau photoshoot kemewahan.

Ia menyebut bahwa demonstrasi besar yang belakangan muncul bukan sekadar soal satu kebijakan, satu kenaikan tunjangan, atau satu kenaikan pajak. Tapi tentang sistem yang:

  • Menjadikan elit berpesta di atas penderitaan rakyat
  • Melekatkan budaya korupsi, nepotisme, dan kolusi dalam ruang kekuasaan
  • Membiarkan distribusi kekayaan sangat timpang dan akses ekonomi yang amat jauh antara elit dan rakyat

Demonstrasi demi demokrasi, tuntutan agar perilaku pejabat tegas jangan hanya formalitas, jangan hanya "potong tunjangan DPR 50 juta" jika nyawa dan harga keseharian rakyat jauh lebih mahal.

Baca Juga: SMPN 2 Kiarapedes Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Penuh Khidmat

Kritik Kepada Ketidakpekaan Sosial

Bennix lantang mengecam ketidakpekaan publik dan pejabat yang seolah tak punya empati dan logika dasar — acapkali disebut “bodoh”, “tak ada otak”, “tak punya empati”.

Kritik ini emosional tetapi menggugah karena disertai fakta:

  • Harga beras 5 kg yang dulu ada pada Rp70.000-an sekarang di atas Rp100.000
  • Stok pangan kadang tak tersalurkan baik, distribusi kacau
  • Banyak barang esensial makin mahal, sementara pendapatan rakyat tak mengalami kenaikan proporsional

Menurut Bennix, akar masalah demonstrasi adalah sistem Siapa dalang sebenarnya di balik aksi massa?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X