Banjir Besar Bali Renggut 14 Nyawa, Puan: Ini Ujian Nyata Negara Lindungi Rakyatnya?

PURWAKARTA ONLINE - Denpasar lumpuh. Hujan deras yang mengguyur Bali sejak Selasa malam (10/9) hingga Rabu pagi (11/9) menyebabkan banjir besar di sejumlah titik.

Genangan air setinggi dada orang dewasa merusak rumah warga, melumpuhkan akses jalan, dan memicu evakuasi besar-besaran.

Data resmi BNPB mencatat 14 orang tewas, dua masih hilang, dan ratusan lainnya mengungsi.

Tapi di balik data itu, ada persoalan lebih besar: Apakah negara hadir dengan kapasitas penuh melindungi rakyatnya di saat krisis?

Baca Juga: Nepal Memanas: 22 Tewas, Gedung Parlemen Dibakar, Ketimpangan Ekonomi Picu Amarah Rakyat

Bandara Tetap Jalan, Rakyat Terjebak Banjir

Satu sisi Bali tetap berjalan. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tetap beroperasi normal. Landasan pacu kering.

Pesawat datang dan pergi sesuai jadwal. Wisatawan asing tetap bisa terbang, seolah tak ada bencana.

Namun di sisi lain, akses jalan menuju bandara lumpuh, warga Denpasar kehilangan rumah, dan pedagang kecil terpaksa menyelamatkan diri tanpa sempat menyelamatkan barang dagangan.

"Ini bukan sekadar bencana alam, tapi ujian kapasitas negara melindungi rakyat," tegas Ketua DPR RI, Puan Maharani, kepada media, Jumat (12/9).

Baca Juga: Ketimpangan Ekonomi Picu Krisis Nepal: Demonstrasi Meluas, Pemerintah dan Parlemen Runtuh

Puan Sebut Jangan Hanya Perbaiki Jalan, Perbaiki Juga Ekonomi Rakyat

Puan menekankan bahwa penanganan banjir tidak boleh berhenti pada perbaikan infrastruktur, tetapi juga harus menyentuh pemulihan ekonomi masyarakat kecil.

"Jangan hanya memperbaiki infrastruktur yang rusak. Pastikan pedagang pasar, petani, UMKM mendapatkan bantuan agar tidak semakin terpuruk," tegasnya.