Purbaya Akui Salah Kelola Fiskal Sebelumnya, Janji Uang Negara Tak Akan Mengendap Lagi

photo author
- Sabtu, 13 September 2025 | 17:05 WIB
Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa.  (Dok. Istimewa)
Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa. (Dok. Istimewa)

“Saya tanya ke teman-teman keuangan, katanya bagus-bagus saja. Tapi kenyataannya jelek.” Ucapnya.

Akibat lemahnya pengawasan, anggaran yang seharusnya bisa menyerap tenaga kerja, membangun infrastruktur, dan menggerakkan ekonomi lokal, justru menguap dalam sistem birokrasi dan berakhir di bank.

Purbaya berjanji mulai Oktober 2025, akan ada jumpa pers rutin setiap bulan dengan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) untuk menjelaskan ke publik program mana saja yang tersendat dan kenapa.

Baca Juga: Banjir Besar Bali Renggut 14 Nyawa, Puan: Ini Ujian Nyata Negara Lindungi Rakyatnya?

Janji Baru, Tapi Waktu Sangat Sempit

Di tengah tekanan global dan beban fiskal nasional, Purbaya tetap optimis bahwa ekonomi akan mulai bangkit Oktober dan pulih di akhir tahun 2025.

Namun fakta di lapangan jauh dari ideal:

  • Pendapatan negara turun drastis: Dari Rp1.000 triliun (Mei 2024) ke Rp871 triliun (Mei 2025).
  • Bunga utang negara mencapai Rp550 triliun per tahun.
  • Pokok utang RI telah menembus Rp9.000 triliun.
  • Transfer pusat ke daerah dipotong besar-besaran, membuat banyak pemda panik dan menaikkan pajak.
  • Harga sembako, terutama beras, terus naik karena distribusi buruk dan logistik minim.

Mungkinkah semua bisa dibalik hanya dalam 3 bulan terakhir tahun ini?

Demonstrasi Massal: Akibat atau Alat

Di tengah upaya pemerintah menyelamatkan ekonomi, gelombang demo besar meledak di banyak kota.

Banyak yang melihat demo ini sebagai akibat dari frustrasi rakyat terhadap naiknya biaya hidup dan kebijakan pajak, tapi di sisi lain, isu campur tangan kelompok oligarki dan pihak asing juga menyeruak.

Baca Juga: Menkeu Baru Purbaya Dapat Peringatan Global: Jangan Terjebak Belanja Sosial Berlebihan!

Purbaya sendiri tidak menyentuh isu politik ini secara langsung, namun ia menyiratkan bahwa kondisi sosial saat ini adalah konsekuensi dari kegagalan teknokrasi masa lalu, bukan hanya sekadar dinamika politik baru.

Menuju Pemulihan atau Ulangi Kesalahan

Dengan tim akselerasi belanja yang dibentuk bersama Menko Perekonomian dan Menteri Investasi, Purbaya kini mencoba mendorong percepatan program-program pembangunan yang selama ini tersendat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X