Demokrasi Prancis di Ujung Tanduk, Aksi Massal ‘Block Everything’ Guncang Kepemimpinan Macron

photo author
- Jumat, 12 September 2025 | 17:05 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron diprotes masyarakat negaranya dalam aksi bertajuk ‘Blokir Semuanya’ ( (Instagram.com/@emmanuelmacron))
Presiden Prancis, Emmanuel Macron diprotes masyarakat negaranya dalam aksi bertajuk ‘Blokir Semuanya’ ( (Instagram.com/@emmanuelmacron))

PURWAKARTA ONLINE - Negara Prancis kembali menjadi pusat perhatian dunia. Bukan karena prestasi atau kebijakan progresif, melainkan karena krisis kepercayaan yang melanda jantung demokrasinya.

Di tengah tekanan ekonomi dan gejolak politik, hampir 200 ribu warga turun ke jalan dalam aksi bertajuk “Block Everything”, menandai salah satu momen paling genting bagi sistem demokrasi Prancis dalam dekade terakhir.

Demokrasi Perwakilan ke Ketidakpercayaan Total

Dalam sistem demokrasi modern, kekuasaan dijalankan atas nama rakyat. Namun realita di Prancis kini memperlihatkan jurang yang semakin dalam antara kehendak publik dan keputusan politik elit.

Penunjukan Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri, seorang loyalis lama Emmanuel Macron, dilakukan tanpa dialog dengan partai oposisi. Keputusan ini mencederai esensi demokrasi, yakni representasi dan partisipasi.

Baca Juga: BRI Bangun BLK di Nusakambangan, Berdayakan Warga Binaan dan Dukung Asta Cita Presiden

"Sulit menerima ini sebagai proses demokratis. Ini seperti oligarki yang berwajah republik," ujar Marie, demonstran yang ikut aksi di Paris.

Block Everything Jadi Aksi Protes 

Aksi ini tak sekadar demonstrasi biasa. Ini adalah pernyataan keras dari rakyat bahwa mereka tak lagi merasa terwakili oleh sistem yang seharusnya mendengar suara mereka.

Dengan slogan “Block Everything” atau “Blokir Semuanya”, rakyat Prancis memutuskan untuk mengambil alih ruang demokrasi yang selama ini mereka rasakan telah dibajak elit politik.

"Kami ingin demokrasi yang nyata, bukan hanya kotak suara setiap lima tahun lalu ditinggalkan," tegas Fred, salah satu pengunjuk rasa.

Baca Juga: BRI dan BUMN Dorong Koperasi Desa Merah Putih Jadi Penggerak Ekonomi Rakyat Berbasis Digital

Bahaya Otoritarianisme Terselubung

Langkah-langkah yang diambil Macron, termasuk pemotongan layanan sosial dan penghematan ketat atas desakan Uni Eropa, dinilai sebagai kebijakan sepihak dan tidak berpijak pada realitas rakyat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X