Kepada ISNU Kiarapedes Mang Deden Berpesan: Ber-ISNU, Jangan Sampai Melupakan 'Kiarapedes'-nya!

photo author
- Sabtu, 6 Juli 2024 | 21:30 WIB
Mustasyar MWCNU Kecamatan Kiarapedes, Rd. Deden Ipan Sulaeman, S.Pd., (Facebook Mang Deden Garokgek Part II)
Mustasyar MWCNU Kecamatan Kiarapedes, Rd. Deden Ipan Sulaeman, S.Pd., (Facebook Mang Deden Garokgek Part II)

Purwakarta Online, Kiarapedes, 5 Juli 2024 - Dalam diskusi bulanan yang digelar ISNU Kiarapedes di Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Ciheulang, Raden Deden Ipan Sulaeman, S.Pd., atau akrab disapa Mang Deden, tokoh yang dikenal sebagai pecinta budaya dan sejarah, sebagai Mustasyar MWC Nahdlatul Ulama Kecamatan Kiarapedes mengingatkan para anggota ISNU Kiarapedes untuk tetap mengakar pada nilai-nilai lokal sambil berkhidmat di Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU).

"Kita harus maksimal berkhidmat di Nahdlatul Ulama melalui 'ISNU', tapi jangan sampai lupa 'Kiarapedes'-nya," ujarnya dengan tegas.

Menurut Mang Deden, nilai-nilai keagamaan di Tanah Sunda, khususnya keyakinan kepada Tuhan yang Esa (Sanghyang Tunggal), telah menjadi bagian integral dalam budaya masyarakat Sunda sejak lama.

"Orang Sunda sangat mudah untuk menerima Islam karena keyakinan mendasar mereka memiliki banyak kesamaan dengan Islam," kata Mang Deden, menjelaskan mengapa hanya ada satu Wali yang diakui dalam sejarah penyebaran Islam di Tanah Sunda, yaitu Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Kades Pusakamulya Hj Nunung Rahayu Bersama Masyarakat Turun Ke Jalan, Meriahkan Pawai Obor Tahun Baru Islam 1446 H!

Diskusi ISNU Kecamatan Kiarapedes di Ponpes Riyadhul Jannah Ciheulang, Mustasyar MWCNU Rd. Deden Ipan Sulaeman menjadi narasumber. Jumat 5/7/2024
Diskusi ISNU Kecamatan Kiarapedes di Ponpes Riyadhul Jannah Ciheulang, Mustasyar MWCNU Rd. Deden Ipan Sulaeman menjadi narasumber. Jumat 5/7/2024 (Dok. ISNU Kiarapedes)

Diskusi tersebut juga menyoroti narasi-narasi sejarah yang tidak akurat, termasuk mengenai Prabu Siliwangi.

"Banyak narasi tidak masuk akal tentang sejarah Prabu Siliwangi yang seolah-olah menunjukkan konflik antara Islam dan Sunda, padahal itu lebih terkait dengan politik pada masa itu," jelas Mang Deden.

Acara diskusi bulanan PAC ISNU Kiarapedes ini dihadiri oleh anggota ISNU, IPNU, IPPNU, GP Ansor serta masyarakat umum yang tertarik dengan sejarah lokal.

Katib Syuriah MWCNU Kecamatan Kiarapedes Ustad Dadang Saputra, yang memimpin Ponpes Riyadhul Jannah, juga turut mendukung kegiatan ini sebagai bagian dari upaya mempertahankan nilai-nilai lokal dalam konteks kehidupan berorganisasi.

Ketua ISNU Kecamatan Kiarapedes, Muhamad Supenda Griana, menegaskan pentingnya diskusi ini sebagai wahana untuk memperkuat pemahaman kolektif akan sejarah dan nilai-nilai budaya lokal di tengah dinamika organisasi keagamaan.

Baca Juga: Banser Kiarapedes Bantu Amankan Perayaan Tahun Baru Islam 1446 H di Desa Pusakamulya!

Diskusi bulanan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang diinisiasi oleh kepengurusan baru PAC ISNU Kecamatan Kiarapedes, yang sebelumnya sukses menggelar Konferensi pada bulan Juni lalu di Desa Sumbersari.

Kehadiran para aktivis GP Ansor dan masyarakat umum juga menambah warna dalam diskusi yang berfokus pada penyegaran nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil KH. Abdul Halim Majalengka

Senin, 14 April 2025 | 07:45 WIB
X