Sudah Bertuhan yang Esa, Mang Deden dalam Diskusi ISNU Kiarapedes: Cukup 1 Wali untuk Tanah Sunda!

photo author
- Sabtu, 6 Juli 2024 | 11:48 WIB
Ilustrasi kehidupan di perkampungan Sunda baduy. (Ist)
Ilustrasi kehidupan di perkampungan Sunda baduy. (Ist)

PurwakartaOnline.com, Kiarapedes - Mang Deden, tokoh yang dikenal sebagai pecinta budaya dan sejarah, menyampaikan pandangannya dalam diskusi bulanan PAC ISNU Kecamatan Kiarapedes yang diadakan di Pondok Pesantren Riyadhul Jannah, Ciheulang, Desa Margaluyu, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jumat (5/7/2024). 

Diskusi ini mengangkat tema seputar sejarah dan budaya Sunda, dengan Mang Deden sebagai narasumber utama.

Keyakinan Tuhan yang Esa di Tanah Sunda

Mang Deden menegaskan bahwa sejak zaman dahulu, masyarakat Sunda sudah mengenal konsep ketuhanan yang Esa, yang dikenal dengan sebutan Sanghyang Tunggal. 

"Sanghyang Tunggal itu kurang lebihnya, yang Maha Agung, yang Maha Ghaib, dan Esa," kata Mang Deden. 

Keyakinan ini, menurutnya, membuat masyarakat Sunda lebih mudah menerima Islam sebagai agama baru pada masa penyebaran agama tersebut di Nusantara.

"Orang Sunda secara mendasar memang dari dulu banyak kemiripan, menyembah Sanghyang Tunggal," jelasnya. 

Baca Juga: Yuk Kita Berlibur, Berwisata Dan Beredukasi! Keindahan dan Sejarah Candi Pari di Sidoarjo

Dengan demikian, ketika Islam diperkenalkan oleh Wali Songo, hanya diperlukan satu wali di Tanah Sunda, yaitu Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. 

"Itulah kenapa di kita (Tanah Sunda) hanya cukup 1 wali," ujar Mang Deden di hadapan peserta diskusi ISNU.

Narasi Sejarah Prabu Siliwangi yang Tidak Masuk Akal

Dalam kesempatan yang sama, Mang Deden juga mengkritisi narasi-narasi sejarah yang dianggapnya tidak masuk akal, khususnya mengenai Prabu Siliwangi. 

Ia menyebut adanya kisah yang mengatakan bahwa terjadi benturan antara Kesultanan Banten (Islam) dengan Kerajaan Pajajaran, yang menyebabkan Prabu Siliwangi terdesak dan akhirnya kabur ke hutan dan menjadi harimau.

"Seolah-olah terjadi benturan antara Islam dengan Sunda, padahal itu politik," tegas Mang Deden. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil KH. Abdul Halim Majalengka

Senin, 14 April 2025 | 07:45 WIB
X