Pandangan Deni Ahmad Haedari tentang Koperasi Pondok Pesantren dan Peran Strategisnya dalam Ekonomi Lokal

photo author
- Rabu, 29 November 2023 | 16:19 WIB
Deni Ahmad Haedari (kanan) dalam Forum Group Discussion yang bertempat di Pondok Pesantren Riyadhul Muta'allimin Cireok, Purwakarta. Rabu (29/11/2023). (Dok. Purwakarta Online )
Deni Ahmad Haedari (kanan) dalam Forum Group Discussion yang bertempat di Pondok Pesantren Riyadhul Muta'allimin Cireok, Purwakarta. Rabu (29/11/2023). (Dok. Purwakarta Online )

PurwakartaOnline.com – Pada Rabu, 29 November 2023, Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Provinsi Jawa Barat, Deni Ahmad Haedari, mengungkapkan bahwa populasi Nahdliyin mencapai 56,7% dari total penduduk Indonesia. Pernyataan ini mencerminkan potensi besar yang dimiliki oleh kelompok ini dalam mendukung pembangunan ekonomi di berbagai sektor.

Dalam Forum Group Discussion yang bertempat di Pondok Pesantren Riyadhul Muta'allimin Cireok, Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta sebuah dialog berkembang dengan tema Kemitraan BUMN, Swasta Nasional, dan Lembaga Keuangan bersama Koperasi Pondok Pesantren. Tujuan utamanya adalah mendukung konsep keuangan inklusif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk koperasi sebagai elemen kunci.

Menurut Deni Ahmad Haedari, "Jika pesantren berdaya, masyarakat sekitar pun akan berdaya."

Baca Juga: Potensi Besar Komoditas Manggis di Desa Kiarapedes: Petani Berdaya dengan Teknologi Tepat Guna

Pernyataan ini mencerminkan keyakinan akan potensi pesantren sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi lokal, disamping peran utamanya dalam pendidikan.

Dalam konteks ini, koperasi dianggap sebagai "Soko guru ekonomi Indonesia," bukan sebagai lembaga sosial semata. Dalam pandangan Deni, koperasi memiliki peran strategis dalam melawan paradigma kapitalisme dan sosialisme. Ia mengutip contoh Volvo di Eropa yang berbasis koperasi sebagai bukti bahwa model ini dapat berhasil dalam skala besar.

Pentingnya koperasi juga diakui oleh para pemangku kebijakan pesantren. Mereka menyampaikan keyakinan bahwa jika pesantren menerapkan sistem koperasi, masyarakat sekitar akan lebih cepat mengadopsinya. Hal ini sejalan dengan visi untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Baca Juga: Bimtek Pengenalan TTG Pertanian Desa Kiarapedes: Dana Desa dan Ketahanan Pangan

Dalam penutupannya, Deni Ahmad Haedari memberikan pesan praktis yang ia sampaikan dengan nada bercanda, "Sudahlah jangan sodakoh dulu, koret dulu juga kajeun. Biar cepat jadi Muzaki, karena yang wajib itu menjadi Muzaki." 

Pernyataan ini mencerminkan pentingnya aksi nyata dalam mendukung kemandirian ekonomi, di mana koperasi diharapkan menjadi pilar utama dalam upaya tersebut.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, koperasi di Pondok Pesantren menjadi titik terang dalam menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, membawa manfaat tidak hanya bagi pesantren itu sendiri, tetapi juga untuk masyarakat luas di sekitarnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil KH. Abdul Halim Majalengka

Senin, 14 April 2025 | 07:45 WIB
X