Temukan inspirasi keteladanan NU melalui Haul Abah Cipulus ke-3 dan pesan berharga yang dibagikan oleh tokoh ulama Gus Dur.
Penulis: Hadi M Musa Said. Pendiri/Ketua STAI Al Badar Cipulus Purwakarta, Ketua PP GP Ansor, dan Santri Abah Cipulus
Purwakarta Online.com - Haul Abah Cipulus yang ke-3 diadakan pada Minggu, 13 Dzulhijah 1444 H, menjadi momentum penting bagi masyarakat Purwakarta dan seluruh santri di Ponpes Alhikamussalafiyyah Cipulus. Abah Cipulus, yang dikenal sebagai ulama NU yang mampu membawa serta menginspirasi banyak orang, memberikan teladan yang luar biasa.
Abah Cipulus, seorang ulama NU yang memiliki moto "Ulama NU Mawa, Urang NU Milu," telah menginspirasi banyak orang dengan dakwahnya yang sederhana namun berkesan. Beliau mampu menyampaikan ajaran Islam dengan bahasa yang mudah dipahami oleh jamaahnya, terutama masyarakat Priangan yang kental dengan budaya Nyunda. Bagi mereka, Abah Cipulus adalah seorang guru yang memberikan teladan yang dapat diikuti.
Pada Agustus 2020, Abah Cipulus meninggalkan kita semua setelah menjalani perjuangan melawan sakit yang cukup lama. Namun sebelumnya, beliau sempat pulih dan kembali memberikan pengajaran kepada keluarga dan santrinya. Kehidupan Abah Cipulus merupakan contoh lengkap seorang ulama yang penuh semangat. Beliau tak pernah lelah dalam mengabdikan dirinya pada Nahdhatul Ulama (NU). Seperti yang dikatakan Gus Dur, "NU Gila & Gila NU," Abah Cipulus adalah sosok yang tak pernah berhenti membicarakan NU dan melantunkan Sholawat NU dalam setiap kesempatan pengajian.
Abah Cipulus merupakan contoh nyata seorang ajengan yang memberikan teladan langsung kepada para santrinya tentang cara menjadi muslim yang taat, tangguh, kuat, dan terus berikhtiar. Beliau percaya bahwa NU adalah sumber ilmu agama Islam yang nyambung dengan Rasulullah SAW. Pesantren Cipulus di Wanayasa, Purwakarta, menjadi salah satu tempat di mana ilmu agama Islam ala NU diajarkan kepada para santri.
Tidak hanya seorang ajengan, Abah Cipulus juga seorang pengusaha dengan berbagai usahanya. Beliau mengajarkan kepada santrinya bahwa menjadi seorang santri tidak harus menjadi ajengan semata, melainkan bisa juga menjadi ahli ekonomi, ahli hukum, ahli pertanian, ahli politik, pengusaha, pendidik, dan lain sebagainya. Abah Cipulus memberikan keleluasaan kepada santrinya untuk berprofesi apa pun yang penting tidak melupakan identitas sebagai santri dan tetap dekat dengan ulama serta NU. Santrinya juga diwajibkan aktif dalam Jam'iyah NU jika ingin diakui sebagai alumni Santri Cipulus.
Selain itu, Abah Cipulus juga merupakan seorang petani yang gemar menanam berbagai jenis tanaman, mulai dari cengkeh, manggis, teh, pala, sayuran, hingga buah-buahan lainnya. Tanahnya yang luas tidak pernah dibiarkan kosong tanpa tanaman. Beliau mengajarkan bagaimana menanam tanaman dengan penuh kesabaran, karena setiap tanaman yang ditanam memiliki manfaat yang bisa dipetik di kemudian hari, baik oleh kita maupun oleh generasi selanjutnya.
Sebagai seorang ajengan, kyai, dan guru, Abah Cipulus selalu mendoakan seluruh jamaah di Majelis Al Badar-nya, termasuk ibu-ibu Muslimat, bapak-bapak NU, santri, dan muridnya. Beliau merupakan seorang pendekar Ahlus Sunnah wal Jamaah yang tidak pernah lelah berjuang dan senantiasa siap mengisi pengajian di mana pun, baik dihadiri oleh pejabat, rakyat, maupun masyarakat. Abah Cipulus juga tak ragu untuk menyebarkan kebaikan dan manfaat dakwah NU ke berbagai ranting NU di Purwakarta dan Jawa Barat.
Gus Dur, tokoh utama Nahdlatul Ulama yang tak terpisahkan dari NU, juga memiliki hubungan yang erat dengan Abah Cipulus. Beliau pernah beberapa kali mengunjungi Pesantren Cipulus, baik sebelum maupun setelah menjadi Presiden. Gus Dur selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Kyai Adang Cipulus atau Abah Cipulus saat berkunjung ke Purwakarta. Kedekatan mereka terjalin dengan baik, dan Gus Dur menjadi salah satu inspirasi bagi Abah Cipulus untuk aktif di NU.
Hubungan yang akrab antara Gus Dur dan Abah Cipulus menjadi contoh nyata pentingnya silaturrahim dan saling mengingatkan dalam perjuangan dakwah Nahdlatul Ulama dan Ansor. Mereka adalah sosok ulama yang mampu mentransfer ilmu dan semangat perjuangan kepada generasi selanjutnya.
Kita semua berharap dapat meneladani keteladanan ulama NU, terutama Gus Dur dan Abah Cipulus, dalam mengamalkan ajaran Islam dan berjuang demi kebaikan umat. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah mereka. Amin.***
Artikel Terkait
Menag Yaqut Hadiri Konfercab Ansor Purwakarta, Sekaligus Mengunjungi Klub Wing Chun Al-Badar Cipulus
PBNU Gelar Halaqoh Fiqih Peradaban, Fiqih Siyasah dan Kewarganegaraan di Cipulus Purwakarta
500 Anggota DKC Garda Bangsa dan Perempuan Bangsa mengikuti Diklat di Cipulus Purwakarta!
Berdiri tahun 1840, Ponpes Cipulus Purwakarta terima penghargaan Anugerah 1 Abad NU
Syair NU Karya Abah Cipulus, KH Adang Badruddin Pimpinan Ponpes Al-Hikamussalafiyah Purwakarta!
PKB Purwakarta Luncurkan Bacaleg Pemilu 2024: Pererat Silaturahmi & Kenang Jasa Abah Cipulus!
Ziarah ke Makam Abah Cipulus: Pererat Tali Persaudaraan PKB Purwakarta Menuju Pemilu 2024!
Dihadiri Para Ulama dan Habaib, Ziarah Makam Abah Cipulus Jadi Awal Penetapan Bacaleg Pemilu 2024!
Pesantren Cipulus Purwakarta: Tradisi Pasaran Tijan dan Taqrib yang Menarik, Diikuti 2000 Santri Jawa Barat!
Cucu Abah Cipulus Turun Gelanggang, Hilmi Sirojul Fuadi Nyaleg DPRD di Dapil 3 Purwakarta