PURWAKARTA ONLINE - Sitinjau Lauik selama ini identik dengan jalur ekstrem.
Tanjakan tajam, tikungan curam, dan risiko kecelakaan tinggi.
Kondisi itu yang mendorong pemerintah mempercepat pembangunan flyover, dengan dukungan pembiayaan dari BRI senilai Rp2,2 triliun.
Sebagai bank dengan pengalaman panjang di pembiayaan infrastruktur, BRI mengambil peran strategis.
Baca Juga: Diduga Meninggal Karena Sakit, Mayat Pria Ditemukan Membiru di Rumah Cipancur Purwakarta
Bersama BNI dan PT SMI, BRI menjadi JMLAB dalam proyek KPBU ini.
Flyover Sitinjau Lauik memiliki nilai proyek Rp2,739 triliun.
Pembangunannya ditargetkan rampung dalam 2,5 tahun, lalu dioperasikan selama satu dekade.
Selama masa itu, kualitas jalan akan dijaga melalui skema preservasi.
Baca Juga: James Riady Ungkap Alasan Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh di Tengah Dunia yang Terfragmentasi
Direktur Corporate Banking BRI menegaskan bahwa proyek ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga dampak sosial.
Infrastruktur yang aman berarti nyawa lebih terlindungi dan ekonomi bergerak lebih lancar.
Dukungan dari Kementerian PUPR dan PT PPI membuat struktur proyek semakin solid.
Risiko terkelola, manfaatnya luas, dan dampaknya jangka panjang.