PURWAKARTA ONLINE - Kematian Dwinanda Linchia Levi tak hanya menyisakan duka. Kasus ini berubah menjadi teka-teki besar sejak perwira polisi berpangkat AKBP yang berada di kamar yang sama menunjukkan banyak perilaku yang dianggap janggal.
Salah satunya, menghapus foto jenazah yang ia kirim sendiri.
Pengakuan berubah-ubah sejak awal penyelidikan
Pada awal kasus, AKBP Basuki mengaku tidak memiliki hubungan asmara dengan Levi. Ia bahkan menyebut dirinya “sudah tua” sehingga mustahil terlibat hubungan tersebut.
Namun saat diperiksa Bidpropam, ia justru mengakui telah menjalin hubungan dan tinggal serumah dengan Levi sejak 2020. Pengakuan ini berbanding terbalik dengan pernyataan sebelumnya.
Menurut Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, Basuki bahkan memasukkan Levi ke dalam satu KK miliknya dengan status “keluarga lain”.
Hapus foto jenazah: titik curiga paling kuat
Bagi keluarga, tindakan Basuki menghapus foto jenazah yang ia kirim ke kerabat korban adalah titik paling mencurigakan.
Foto itu hanya sempat dilihat sekilas. Di situ terlihat ada darah di perut dan paha korban. Tapi dengan cepat foto itu menghilang, seolah tidak pernah dikirim.
“Dari situ jelas ada yang janggal,” kata Fian, kakak korban.
Keluarga menilai, jika Basuki benar ingin membantu, seharusnya foto tersebut menjadi bukti penting, bukan malah dihapus.
Pelanggaran etik berat, ancaman pemecatan
Kasus ini membuat Basuki dikenakan penempatan khusus selama 20 hari oleh Bidpropam. Ia terbukti tinggal satu atap dengan korban tanpa ikatan pernikahan, suatu pelanggaran etik berat.
Sanksi terberat yang menantinya adalah Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).