Slank Ramalkan Gejolak Reformasi 1998 Lewat Lagu 'Hey Bung!' Empat Tahun Sebelumnya

photo author
- Minggu, 9 November 2025 | 08:00 WIB
Lagu 'Hey Bung' dari album Generasi Biru (1994) ternyata menggambarkan situasi Reformasi 1998. Slank seolah meramal masa depan lewat musiknya. (Dok. Istimewa)
Lagu 'Hey Bung' dari album Generasi Biru (1994) ternyata menggambarkan situasi Reformasi 1998. Slank seolah meramal masa depan lewat musiknya. (Dok. Istimewa)

Baca Juga: Lyodra Ginting Rilis Lagu “Teganya Kau”, Ungkapan Luka dan Keberanian dalam Cinta

27 Tahun Kemudian, “Hey Bung” Masih Relevan

Kini, 27 tahun setelah Reformasi, Hey Bung masih terdengar di konser Slank di Pangandaran tahun 2024 kemarin dan menjadi lagu nostalgia sekaligus refleksi buat kita semua.

Lagu ini mengingatkan bahwa musik bukan sekadar hiburan, tapi juga alat komunikasi antara rakyat dan penguasa, antara yang di bawah dengan “yang di atas sana”.

Dan seperti kata Bimbim dalam berbagai wawancara: “Slank bikin lagu bukan buat ikut tren, tapi buat ngomong apa yang kami rasain.”

Mungkin karena itu, “Hey Bung” terasa abadi, bukan hanya lagu, tapi juga ramalan sosial yang jadi nyata.

Baca Juga: POCO F8 Pro Siap Meluncur: Gandeng Teknologi Audio Bose, tapi Tanpa Charger di Kotak?

Slank, Suara Zaman yang Tak Pernah Padam

Ketika banyak band memilih diam, Slank justru berteriak lewat nada.

“Hey Bung” adalah bukti bahwa musik bisa menjadi suara rakyat, bahkan sebelum rakyat itu sendiri bersuara.

Bagi para Slankers, lagu ini bukan cuma nostalgia, tapi pengingat bahwa keberanian, kejujuran, dan kepedulian sosial selalu relevan di tahun 1994, 1998, bahkan 2025.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: slank.com, Liputan Lapangan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X