Islam Nasionalis Sakit Hati Ketika Orang Keturunan Yaman Disujudi, Diciumi Kakinya!

photo author
- Senin, 9 September 2024 | 17:10 WIB
Guru Gembul sampaikan prolog tegas terkait polemik nasab habib (Ba'alawi) di Rabithah Alawiyah, Jakarta. Minggu, 9 September 2024 (Yt. Guru Gembul)
Guru Gembul sampaikan prolog tegas terkait polemik nasab habib (Ba'alawi) di Rabithah Alawiyah, Jakarta. Minggu, 9 September 2024 (Yt. Guru Gembul)

PURWAKARTA ONLINE, Jakarta - Rabithah Alawiyah, Senin 9 September 2024, menjadi saksi pernyataan mengejutkan dari Guru Gembul yang menyulut kontroversi di kalangan umat Islam.

Dalam sesi diskusi yang disiarkan secara langsung, Guru Gembul mengawali pidatonya selama 30 menit dengan penuh ketegasan, membahas keresahan yang dirasakan umat muslim saat ini.

Salah satu topik panas yang disorot adalah fenomena yang melibatkan salah satu oknum habib, di mana santri-santrinya terlihat menciumi kakinya secara bergantian, mengundang kemarahan besar dari berbagai kalangan muslim.

Guru Gembul menyoroti keresahan ini bukan sebagai bentuk adu domba antara kelompok Islam, tetapi sebagai ungkapan cinta umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Latihan Timnas Indonesia di Stadion Madya Di Jaga Ketat oleh Polisi, Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Kualifikasi Piala Dunia 2026

"Kami mencintai nabi, dan cinta itu adalah mensucikan beliau dari segala tindakan yang mengangkangi syariah Islam," ujar Guru Gembul dalam pidatonya.

Beliau menekankan bahwa umat Islam merasa marah dan sakit hati ketika keturunan Nabi dikaitkan dengan tindakan kontroversial yang mencederai citra syariat.

Guru Gembul juga mengomentari video viral yang memperlihatkan santri-santri menciumi kaki seorang habib, menyebutnya sebagai bentuk feodalisme yang masih tertanam kuat di kalangan muslim.

"Ini bukan hanya menyakitkan bagi umat muslim moderat, tapi juga bagi kelompok-kelompok radikal seperti Salafi dan Wahabi, yang menganggap tindakan sujud kepada manusia, apalagi atas nama keturunan nabi, sebagai sesuatu yang sangat melukai ajaran Islam," tambahnya.

Baca Juga: Serang Oknum Habib! Prolog Guru Gembul di Rabithah Alawiyah

Tidak berhenti di situ, Guru Gembul juga menegaskan bahwa perasaan marah ini bukan hanya dirasakan oleh kelompok tertentu, tetapi meluas ke berbagai kalangan, termasuk kaum Islam nasionalis yang semakin tidak nyaman melihat fenomena tersebut.

"Bayangkan, orang pribumi harus sujud dan menciumi kaki orang keturunan Yaman. Dalam konteks apa pun, ini benar-benar menyakiti hati kaum muslimin," tegasnya.

Menurut Guru Gembul, polemik ini tidak muncul tiba-tiba atau disebabkan oleh intelijen atau campur tangan asing.

"Ini adalah akumulasi dari kekesalan umat muslim terhadap perilaku oknum tertentu yang mengklaim sebagai keturunan nabi, namun tindakannya jauh dari ajaran beliau. Jika kita ingin maju, kita harus berani introspeksi dan mencari solusi atas masalah ini," pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X