Fakta Mengejutkan Perang Bubat, Benarkah Gajah Mada Penyebab Konflik Abadi Jawa-Sunda? Ini Jawabannya!

photo author
- Minggu, 8 September 2024 | 22:05 WIB
Ilustrasi Perang Bubat (X @Muhadjir_M)
Ilustrasi Perang Bubat (X @Muhadjir_M)

Pararaton, yang merupakan salah satu naskah tertua dari Jawa, mencatat peristiwa ini dengan narasi yang singkat.

Dalam Pararaton, diceritakan bahwa Raja Hayam Wuruk dari Majapahit ingin menikahi seorang Putri Sunda.

Patih Gajah Mada dikirim sebagai utusan untuk melamar. Lamaran tersebut diterima, dan rombongan Kerajaan Sunda yang dipimpin oleh Raja Sunda pun berangkat menuju Majapahit.

Namun, dalam perjalanan, mereka ditempatkan di Bubat, sebuah daerah yang jauh dari istana Majapahit.

Mas Asisi menjelaskan bahwa dalam versi Pararaton, ketika rombongan Sunda meminta diadakan pesta penyambutan, Gajah Mada datang dengan sikap yang arogan, menolak untuk mengadakan pesta besar seperti yang diminta.

Hal ini dikarenakan Gajah Mada menganggap pernikahan ini sebagai simbol penyerahan Putri Sunda, bukan sebagai pernikahan setara antara dua kerajaan.

Ketegangan pun meningkat, dan pada akhirnya terjadi pertempuran yang dikenal sebagai Perang Bubat, di mana Raja Sunda dan rombongannya tewas di tangan pasukan Majapahit.

Baca Juga: Indonesia di Ambang Resesi, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Carita Parahyangan, Perspektif dari Tanah Sunda

Di sisi lain, Carita Parahyangan yang merupakan naskah Sunda, memiliki narasi yang sedikit berbeda.

Ditulis sekitar satu abad setelah Pararaton, kitab ini mengisahkan Perang Bubat dari sudut pandang yang lebih dramatis.

Dalam Carita Parahyangan, Raja Sunda digambarkan sebagai sosok yang bermartabat dan sangat terhina oleh sikap Majapahit, terutama Gajah Mada.

Gajah Mada dalam narasi Sunda dilukiskan sebagai tokoh antagonis yang licik dan penuh ambisi.

Alih-alih pernikahan, Carita Parahyangan menggambarkan peristiwa ini sebagai upaya Majapahit untuk menundukkan Kerajaan Sunda melalui penghinaan diplomatik, yang akhirnya memicu perang dan kehancuran bagi pihak Sunda.

Baca Juga: Keluarga KH Wahab Chasbullah Khawatir Yalal Waton Diklaim oleh Pihak Tak Bertanggung Jawab

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X