Kontroversi Sejarah Perang Bubat: Telaah Kitab Pararaton

photo author
- Selasa, 16 Januari 2024 | 09:30 WIB
Perang Bubat, kisah panjang Kerajaan Majapahit dan Sunda (Tangkapan layar YouTube Catatan Media)
Perang Bubat, kisah panjang Kerajaan Majapahit dan Sunda (Tangkapan layar YouTube Catatan Media)

PurwakartaOnline.com - Pada suatu masa di Nusantara yang kaya sejarah, terdapat sebuah kitab Jawa Kuno yang menjadi pusat perdebatan.

Kitab ini memuat kisah-kisah kontroversial tentang tokoh-tokoh legendaris seperti Ken Arok, Ken Dedes, dan peristiwa dramatis Perang Bubat.

Kitab yang dimaksud adalah Kitab Pararaton, sebuah karya yang dianggap memiliki peran penting dalam merekam sejarah Singosari dan Majapahit.

Latar Belakang Kitab Pararaton

Kitab Pararaton menjadi sorotan karena kontennya yang mencakup berbagai aspek sejarah, termasuk kejadian-kejadian supernatural yang melibatkan tokoh-tokoh penting seperti Mpu Gandring, Ken Arok, dan Tunggul Ametung.

Meskipun kitab ini dianggap berjasa bagi sejarah Singosari dan Majapahit, ada kecurigaan bahwa Pararaton mungkin merupakan karangan Belanda.

Kisah Ken Arok dan Perang Bubat

Kitab Pararaton membuka kisahnya dengan merinci asal-usul Ken Arok, seorang tokoh legendaris yang pada awalnya dikenal sebagai seorang begal dan maling.

Namun, perjalanannya membawa Ken Arok menjadi penguasa Tumapel dengan gelar Sang Amurwabhumi.

Kisahnya mencakup perebutan kekuasaan di dalam keluarga Arok dan pertumpahan darah antara keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung.

Baca Juga: Limus Sakeureut Menyerang: Ancaman Hama Siput Telanjang

Salah satu momen dramatis dalam Pararaton adalah Perang Bubat, di mana terjadi pertempuran sengit antara pasukan Majapahit dan pasukan Sunda.

Peristiwa ini mencakup kisah tragis percintaan antara Gajah Mada dan putri raja Sunda.

Namun, Pararaton menjadi satu-satunya sumber yang merekam peristiwa ini, yang menimbulkan pertanyaan tentang kebenaran sejarahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Asisi Channel

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X