PurwakartaOnline.com - Prabu Siliwangi, maharaja dari Kerajaan Pajajaran, tetap memancarkan pesonanya meskipun sudah berabad-abad berlalu sejak masa kejayaannya.
Dari sekian banyak pengikut dan keturunannya, cerita perjalanan mereka menjadi sebuah legenda yang menggugah rasa ingin tahu.
Kejayaan dan Keruntuhan Pajajaran
Pajajaran, kerajaan Sunda-Hindu terakhir di Jawa, telah menjadi saksi bisu perjalanan waktu.
Pada pertengahan Abad XVI, bayang-bayang Kesultanan Islam Banten merenggut kekuasaannya. Dalam riwayat sejarah, ini adalah titik keruntuhan bagi Pajajaran.
Baca Juga: Dewan Pers Dorong Promedia Pertahankan Kualitas Konten Media
Perjalanan Suku Kasepuhan: Dari Urug Hingga Ciptagelar
Sebagian pengikut Prabu Siliwangi memilih jalur pelarian.
Mereka menyebar ke berbagai penjuru.
Ada yang menyelamatkan diri ke Urug (Bogor), Citorek (Banten), Sirnarasa, dan Ciganas (Sukabumi).
Perjalanan ini dipenuhi dengan mitos dan tradisi turun-temurun.
Baca Juga: Seorang Ibu Dihukum Seumur Hidup karena Tinggalkan Anak Selama 10 Hari, Bayi Tewas Kelaparan
Mitos dan Tradisi dalam Berdirinya Ciptagelar
Desa adat Ciptagelar menjadi simbol keberanian dan keteguhan hati.
Artikel Terkait
Pengaruh Sunan Gunung Jati Terhadap Islamisasi Kerajaan Pajajaran dan Dampaknya pada Sistem Pendidikan
Pesantren di Kerajaan Pajajaran: Jejak Islamisasi yang Membentuk Generasi Terdidik Holistik
Jejak Kehidupan Sosial Kerajaan Pajajaran: Telaah Naskah Carita Parahyangan
Daftar Raja Kerajaan Pajajaran: Jejak Sejarah Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi hingga Prabu Ragamulya Suryakancana
Sri Baduga Maharaja: Jejak Kehidupan Sosial Raja Pajajaran yang Penuh Toleransi
Inilah Sosok Prabu Siliwangi: Pemimpin Gemilang Kerajaan Pajajaran
Jejak Sejarah Hubungan Sosial-Ekonomi: Cirebon dan Sunda Kalapa (Kerajaan Pajajaran) pada Abad XVI
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Pajajaran: Peran Strategis Cirebon dan Sunda Kelapa Abad XVI
Hubungan Perdagangan Cirebon dan Sunda Kelapa Abad XVI: Jejak Ekonomi Kerajaan Pajajaran
Ekonomi Kerajaan Pajajaran: Jejak Perdagangan Cirebon dan Sunda Kalapa