- Pilih tanaman induk unggul: sehat, bebas penyakit, dan produktif.
- Gunakan alat bersih: pisau atau gunting harus steril untuk mencegah penularan jamur atau virus.
- Perhatikan waktu: cangkok dan stek sebaiknya dilakukan pada musim lembap (awal atau akhir musim hujan).
- Rawat bibit dengan sabar: jaga kelembapan media, hindari sinar matahari berlebih, dan beri nutrisi alami (pupuk kompos atau pupuk kandang matang).
- Catat hasil perbanyakan: penting untuk mengetahui induk, tanggal, dan kondisi bibit.
Antara Cangkok dan Kemandirian
Dadan Hamdani sedang mengikat batang cangkok saat kegiatan tematik Kelas Menulis Purwakarta Online Academy (POA): Belajar mencangkok jeruk, Diskusi dan Menulis, pada Sabtu (25/10/2025). (Dok. Purwakarta Online Academy/Enjang Sugianto)
Beberapa waktu lalu (Sabtu, 25/10/2025), Kelas Menulis Purwakarta Online Academy (POA) sempat mengadakan kegiatan tematik “Belajar Mencangkok Jeruk” sebelum sesi diskusi dan menulis.
Kegiatan itu bukan sekadar praktik mencangkok, tapi juga simbol bagaimana manusia bisa memperbanyak kebaikan dari sesuatu yang sudah ada.
“Dari satu ranting yang dicangkok, tumbuh kehidupan baru. Sama seperti ilmu: kalau dibagikan, ia tak habis, malah tumbuh berlipat,” ujar mentor sambil tersenyum.
Itulah filosofi yang juga berlaku bagi petani. Dengan mencangkok, stek, atau menyambung tanaman, petani sebenarnya sedang menanam keberlanjutan, baik untuk lingkungan maupun ekonomi keluarga.***
Referensi:
- Kementerian Pertanian RI: Perbanyakan Tanaman dan Standar Benih
- FAO: Vegetative Propagation Techniques
- Institut Pertanian Bogor (IPB): Modul Perbanyakan Vegetatif
- Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta